Kolaborasi Ortom Golokan Sulap Gombal Jadi Pot Bunga

Fatma Hajar Islamiyah (kiri) dan Nur Hakiky mempraktikkan cara pembuatannya di hadapan peserta (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Kolaborasi Ortom Golokan Sulap Gombal Jadi Pot Bunga, laporan Sayyidah Nuriyah , kontributor PWMU.CO dari Berlian School .

PWMU.CO - Organisasi otonom (ortom) Muhamamdiyah Golokan, yakni Aisyiyah, Nasyiah dan IPM bekerja sama menyulap gombal jadi pot bunga. Kader Nasyiah Cabang GKB Fatma Hajar Islamiyah SPd dan Nur Hakiky SPd memandu para bunda Aisyiyah, yunda Nasyiatul Aisyiyah dan Ipmawan-Ipmawati Golokan mengolah dan mengkreasikan limbah kain---yang lebih akrab disebut gombal---menjadi pot bunga.

Pelatihan keterampilan ini bagian dari agenda Mugeb Care 2021 yang digelar angkatan muda Muhammadiyah (AMM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB. Kegiatan terlaksana di Gedung Dakwah Muhammadiyah Golokan, Kamis (30/12/21) siang.

Dalam kesempatan itu, Fatma---sapaan akrabnya---menerangkan, ini bisa menjadi upaya mengurangi limbah pakaian tak layak pakai atau pakaian berlebih di lemari. "Sedikit-sedikit check out di online shop. Kalau mau diberikan ke orang lain juga mikir-mikir apakah layak. Kita membuat pot bunga untuk menyelamatkan isi lemari kita agar tidak kepenuhan," tambah Fatma.

Selain itu, juga bisa membangun ekonomi jika nantinya dipromosikan massal. "Happy dapat, income juga dapat," ucapnya. Adik IPM, lanjut Fatma, bisa mempraktikkan ini di sekolah. Kata dia, "Tinggal beli semen dan cat, urusan gombal, jadi sekolah tidak perlu beli pot bunga."

Ternyata, itu kali pertama mereka membuat kreasi pot dari limbah kain. Hal ini terungkap saat Fatma menanyakannya sebelum masuk ke sesi demo.

Baca sambungan di halaman 2: Alat dan Bahan

Aisyiyah, NA, dan IPM bekerja sama membuat pot bunga dari gombal (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Alat dan Bahan

Fatma dan Kiky kemudian menunjukkan alat dan bahan yang digunakan. Yaitu semen, lem tembok, kain, dan cat. "Ada beberapa bahan yang perlu dibeli seperti semen dan cat untuk menghias," ujarnya

Fatma menambahkan, boleh menggunakan kain apa saja. Tapi nantinya perlu menyesuaikan takaran campuran adonan semen, air, dan lem. Alat-alatnya yaitu botol untuk mencampurkan warna, sarung tangan untuk membantu mengaduk semen, dan kuas untuk mengaduk cat.

Jika cuaca mendung, Fatma menyarankan trik memperkecil potongan kain. "Mengguntingnya nggak harus rapi. Kita maksimalkan bagaimana mencapur kain itu dengan bahan yang lain," tuturnya.

Fatma mengungkap, keberhasilan pembuatan ini juga dipengaruhi cuaca dalam proses pengeringan. "Itu membutuhkan sinar matahari yang cukup. Semoga cuaca bisa bersahabat, lebih panas. Sehingga karya kita bisa kita nikmati hasilnya," harap Fatma.

Baca sambungan di halaman 3: Langkah Pembuatan

Fatma Hajar Islamiyah menjelaskan manfaat pembuatan pot bunga. Kolaborasi Ortom Golokan Sulap Gombal Jadi Pot Bunga, laporan Sayyidah Nuriyah , kontributor PWMU.CO dari Berlian School . (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Langkah Pembuatan

Sebelum peserta praktik langsung, Fatma bersama Kiky mendemonstrasikan langkah pembuatannya. Pertama, gunting kain untuk merapikan sesuai kebutuhan.

Selanjutnya, campurkan air dengan lem. "Lalu kita aduk agar tercampur merata. Masukkan semen secukupnya sampai adonan agak mengental," tutur Fatma.

Jika sudah, lanjutnya, masukkan kain ke dalam campuran air, semen, dan lem. "Pastikan semennya meresap di kain! Kemudian, kain diperas untuk mengurangi kadar airnya," imbuhnya.

Fatma menjelaskan, kalau kainnya menyerap air seperti handuk, maka butuh lebih banyak lem. Sedangkan kain seperti jeans membutuhkan lem yang lebih sedikit.

Selain itu, kalau media tanamnya air, bagian bawah pot tidak perlu dilubangi. Tapi jika media tanamnya tanah, lubangi pot untuk sirkulasi air.

Kain yang sudah disemen itu pun ditutupkan ke tumpukan kaleng atau 'cetakan lain sesuai keinginan. "Kreativitas dibutuhkan ketika kain masih dalam kondisi basah," terangnya.

"Semoga hujannya datang setelah kering, sehingga ibu-bu bisa mengecatnya berkala setelah catnya kering," harap Fatma.

Akhirnya, sebanyak 25 peserta dari Nasyiatul Aisyiyah (NA), Aisyiyah, dan IPM itu dibagi ke dalam tiga kelompok untuk praktik menyulap gombal menjadi pot bunga. Sayang, cuaca mendung tidak memungkinkan pot itu langsung kering.