Tips Menulis Antiruwet
Sayyidah Nuriyah menjelaskan, menulis bukan hal yang terbatas. Ada beberapa jenis tulisan yang bisa dipilih. Seperti opini atau tulisan yang berdasarkan fakta. Keduanya termasuk tulisan nonfiksi. Sedang tulisan fiksi terdiri dari cerpen, puisi, maupun novel.
“Menulis fakta ini juga banyak macamnya seperti berita, feature, obituarium, dan catatan perjalanan. Yang akan kita diskusikan hari ini tentang berita berarti termasuk pada menulis fakta,” jelas dia.
Lulusan S1 Jurusan Psikologi Universitas Airlangga itu melanjutkan bahwa apapun tulisannya, wajib memenuhi hal-hal berikut: apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Atau yang fikenal dengan 5W+1H.
Semakin baik kemampuan penulis dalam menggali poin mengapa dan bagaimana, maka semakin baik pula tulisan yang dihasilkan.
“Menulis akan mudah jika kita menikmatinya. Menulislah seperti sedang berbicara. Rasakan bahwa menulis itu menyenangkan. Menulislah dengan senang dan ikhlas,” tuturnya. “Tulisan itu mencerminkan pemikiran penulisnya. Orang yang pikirannya ruwet, maka tulisannya juga ruwet, he-he-he…”.
Belajar Langsung Diuji
Keseruan materi literasi media tak hanya sebatas teori, peserta pun diajak untuk belajar menulis. Setelah tips-tips menulis lead berita dipaparkan peserta yang terdiri dari kader IPM dan Nasyiatul Aisyiyah itu kemudian diajak mempraktikkannya. Hasilnya dikirimkan dan diberi feedback langsung oleh Ria.
Dari sekitar 20 peserta itu, akhirnya ada 13 peserta yang mengirim berita. Sebagian mengirim berita di detik terakhir deadline pengumpulan. Yaitu 11 berita dari peserta IPM dan dua berita dari peserta Nasyiah.
Salah satu kiriman berita dari Nasyiah itu ternyata hasil kerja sama Zulfidah dan Nur Afidatin. Berita inilah yang terpilih menjadi salah satu berita terbaik dari sesi pelatihan itu.
Sayyidah juga memilih dua berita dari Ipmawan dan Ipmawati yang dinilai terbaik. Yaitu berita dari kader PC IPM GKB Rafi Syaifullah dan kader PR IPM Golokan Wasilatul Firdaus.
Kemudian, berita kiriman mereka yang langsung masuk ke WhatsApp Sayyidah, dia edit dan beri masukan secara personal sebagai feedback hasil belajar.
“Semoga dari hasil feedback itu mereka bisa lebih paham. Saat kegiatan kemarin cuma sempat bahas satu sampel berita saja karena waktunya yang terbatas,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni