2022: Optimistis Hadapi Covid oleh Agus Samsudin, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC)
PWMU.CO– Mengakhiri tahun 2021, tidak terasa hampir dua tahun, tepatnya 20 bulan, mengelola MCCC. Sungguh pengalaman yang membanggakan sekaligus keprihatinan. Tapi juga semakin memahami nilai-nilai yang dianut Persyarikatan dalam tataran praktik.
Beruntung sekali Muhammadiyah adalah organisasi mapan. Di tingkat pusat banyak orang yang mumpuni dan penuh dedikasi. Demikian juga untuk wilayah-daerah-cabang-ranting.
Secara khusus apresiasi kepada seluruh Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA) atas seluruh upaya dan dedikasi ketika menghadapi outbreak (wabah) di bulan Juni-Juli lalu. Demikian juga kepada para relawan yang bekerja siang malam dalam pemulasaraan jenazah.
Berbeda dengan manajemen bencana pada umumnya. Bencana Covid-19 tidak mengenal manajemen pra bencana yang mengukur kemungkinan kejadian dan risiko serta mitigasi sehingga ada persiapan ketika bencana.
Wabah Covid-19 tidak ada persiapan karena belum terjadi sebelumnya maka yang terjadi adalah masa kegawatdaruratan yang sangat panjaaaannngggg… yaitu dari Februari 2020 sampai Desember 2021. Layaknya gawat darurat bencana, semua tidak tahu, jadi semua bersifat emergensi, serba darurat, berubah dan penuh dengan diskusi dan pasti trial and error.
Covid mengajarkan kita untuk siap menghadapi perubahan mendadak dan tidak pasti. Hidup itu penuh perubahan. Apa yang terjadi hari ini bisa besok hilang, jungkir balik. Kita semuanya menamakan perubahan itu sebagai sebuah disrupsi. Gangguan yang mengubah semuanya (game changer).
Atas dasar ini pula, ada kurve belajar baik pemerintah, rumah sakit dan masyarakat. Banyak kebijakan yang berubah, banyak respons rumah sakit yang terus berkembang dan masyarakat melakukan respon terhadap setiap kebijakan dan dampak Covid-19.
Lonjakan Kasus
Tahun 2021 lalu Indonesia merasa optimistis karena tingkat penularan menurun. Tapi ketika libur Natal dan Tahun Baru 2020 dilepas kemudian terjadi lonjakan yang mencapai puncaknya Juni-Juli. Semua rumah sakit penuh dengan pasien Covid-19, kekurangan oksigen di mana-mana, dan jumlah fatalitas meningkat tajam.
MCCC sampai berkirim surat khusus kepada presiden untuk melakukan lock down selama tiga pekan karena pemerintah masih ragu-ragu sekalipun kemudian ada PPKM dalam berbagai level yang akhirnya berjalan cukup efektif sampai sekarang.
Hampir seluruh rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah dipakai untuk merawat pasien. Tidak akan pernah lupa di bulan-bulan tersebut ada tenaga kerja kesehatan, ulama, pengurus persyarikatan dari berbagai level, dosen, guru, saudara dekat, tetangga yang dipanggil oleh Allah swt. Semua menjadi pelajaran berharga.
Kontroversi Vaksinasi
Vaksinasi juga menjadi kontroversi. Vaksinasi sebenarnya salah satu model yang paling efektif dalam temuan bidang kesehatan. Sekarang kita tidak pernah dengar lagi ada sakit cacar, polio dan lain-lain. Bahkan generasi Z barangkali tidak mengenal karena penyakit itu hampir tidak ada.
Percepatan proses penemuan vaksin Covid ditambah berbagai info hoaks membuat ramai kalau tidak mau disebut kacau. Ada isu efikasi vaksin, isu konspirasi, isu bisnis, isu hak asasi manusia, penanaman chips sampai isu keagamaan.
MCCC berjalan terus. Mengusung tema vaksinasi untuk semua (Vaccination for All) menyasar seluruh lapisan masyarakat termasuk lansia, difabel dan lintas agama. Kerja sama dengan Kementerian Kesehatan, TNI dan Polri didukung partner lain telah memvaksinasi lebih dari 600 ribu orang. Bertempat di fasilitas Muhammadiyah-Aisyiyah. Gedung pertemuan, kantor, perguruan tinggi, sekolah menengah, pesantren, rumah sakit dan berbagai fasilitas lain. Sekarang sudah masuk untuk vaksinasi anak-anak. Insyaallah kita akan teruskan.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah memilih tema Optimis Hadapi Covid-19 sebagai sebuah narasi positif yang perlu dibangun agar bangsa Indonesia bangkit kembali dari keterpurukan berbagai hal.
Penundaan muktamar ke bulan November 2022 adalah sebuah upaya menjaga keselamatan kita semuanya agar tetap sehat dan bisa mempersiapkan dengan lebih baik dengan berharap Covid sudah menurun sehingga kemeriahan muktamar bisa dinikmati.
Kuartal empat 2021 penularan Covid-19 sudah menurun drastis dan semua orang wait and see karena ada varian baru. Prinsipnya kita semua harus tetap menjaga protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Pemerintah perlu melakukan 3T (treatment, tracing, tracking) dan V (vaksinasi). Waspada dan tidak jumawa.
Catatan Penting
Tahun 2022 berharap untuk lebih baik. Beberapa catatan penting yang perlu dicermati adalah sebagai berikut
Pertama, pemantapan sistem kesehatan. Penguatan kembali jejaring rumah sakit dan kampanye untuk hidup sehat perlu terus diserukan dalam arti luas.
Kedua, pemulihan ekonomi. Aktivitas sektor riil dengan dilonggarkan aktivitas interaksi dan mobilitas manusia. Perlu dipikirkan oleh Majelis Ekonomi dan amal usaha apa yang perlu dilakukan.
Ketiga, kesiapan pembelajaran tatap muka. Secara perlahan tapi pasti pembelajaran secara luring akan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung ikut menggerakkan roda ekonomi.
Keempat, penyelenggaraan ibadah. Menurunnya tingkat penularan Covid memungkinkan untuk beribadah dengan cara normal mulai dari haji, umrah, shalat dan pengajian.
Kelima, varian baru Omicron. Tetap waspada karena ada varian baru dengan tingkat penularan sangat tinggi dan berharap tingkat gejala medis yang menurun. Perlu pantauan secara terus menerus. Setidaknya hingga bulan November 2022.
Akhirnya, saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak kepada MCCC baik berupa dukungan moral, material. Dari Pimpinan Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting, seluruh Majelis, Lembaga, Ortom, Amal Usaha.
Juga kepada tenaga kerja kesehatan, pengurus MCCC tingkat Wilayah, Daerah dan Cabang, para relawan tetaplah konsisten menjaga apa yang telah dicapai. Kepada para mitra nasional maupun internasional yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Insyaallah 2022 menjadi tahun akhir bencana non alam di Indonesia. (*)
2 Januari-2022
Editor Sugeng Purwanto