PWMU.CO– Komisioner KPU (Komisi Pemilihan Umum) Nganjuk, Kurrotul A’yuni MPd, meninggal dunia di RSI Aisyiyah, Selasa (4/1/2022) malam pukul 20.00 WIB.
Dia komisioner pada Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi, dan SDM KPU Nganjuk periode 2019-2024. Dia langsung dimakamkan malam itu juga di Desa Betet Kec. Ngronggot.
Kurrotul A’yuni juga guru di MTs Aisyiyah Nganjuk dan pernah jadi pengurus Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) semasa kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Adnan Rarasina, suaminya, memohonkan maaf atas kesalahan istrinya dan berterima kasih untuk semua doa dari kolega. Jika ada urusan yang belum selesai dengan istrinya bisa disampaikan kepadanya.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngronggot Nganjuk Muhammad Sobri menambahkan, almarhumah yang tinggal di Desa Betet Ngronggot meninggalkan satu putra dan satu putri. ”Paling besar kelas 6 SD, yang bungsu masih umur dua tahunan,” ujar Sobri yang juga Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PDM Nganjuk.
Berita meninggalnya Kurrotul cepat menyebar ke berbagai WhatsApp Group (WAG) seperti Forum Keluarga Alumni (FOKAL) IMM Jawa Timur disertai ungkapan bela sungkawa.
”Kaget, beberapa hari belakangan masih aktif koordinasi via Zoom. Kami keluarga besar KPU se Provinsi Jatim merasa sangat kehilangan,” ujar Choirul Anam, Ketua KPU Jawa Timur saat dihubungi via telepon.
Choirul Anam yang alumnus Universitas Negeri Surabaya menambahkan, almarhumah memilki integritas kinerja yang tinggi, juga berdedikasi terhadap lembaga. ”Almarhumah salah satu komisioner terbaik dan berdedikasi tinggi,” ujarnya.
Senada disampaikan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, M. Sholihin Fanani. Semula dia sempat ragu dan mengonfirmasi kebenaran berita meninggalnya sesama alumni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.
“Innalillahi wainna ilaihi rojiuun. Itu informasi valid ya Mas. Semoga Mbak A’yun husnul khotimah,” ujar Sholihin.
Dia menceritakan, kenal almarhumah ketika menjadi aktivis IMM di UIN. Sering berdiskusi tentang gerakan mahasiswa. ”Dia aktivis tangguh, cerdas, dan anti mainstream tapi juga humble,” tuturnya.
Ketua KPU Nganjuk Pujiono juga merasa kehilangan kolega kerjanya. Almarhum memilki kinerja baik dan rajin juga telaten. ”Almarhumah rajin dan tuntas dalam setiap tugas-tugasnya,” kata Pujiono yang lulusan IPB ini.
Senada dengan Pujiono Ketua KPU Kabupaten Pacitan Sulis Setyorini mengatakan, begitu membaca berita duka di WhatsApp, ”Kami kaget dan merasa kehilangan, semoga husnul khotimah, kami saksi beliau orang baik. Kebetulan suami almarhumah teman suami saya sejak kuliah. Kami cukup akrab,” tandasnya. (*)
Penulis M. Roissudin Editor Sugeng Purwanto