PWMU.CO– Sepatu ampas kopi diproduksi perusahaan Finlandia, Rens. Perusahaan ini mengeluarkan modalnya 800 ribu dolar Australia atau sekitar Rp 11 miliar.
Rens, perusahaan sepatu di Helsinki. Tapi sepatu ampas kopi ini dibuat di Vietnam karena melimpah sisa ampas kopi. Tapi sepatu ini masih dicampuri limbah botol plastik untuk menghasilkan sepatu kedap air.
Tujuan produksi sepatu ampas kopi untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Ampas kopi saat terurai di tempat pembuangan sampah menghasilkan metan. Gas rumah kaca ini satu penyebab pemanasan global.
Diperkirakan ada 6 juta ton ampas kopi dikirim ke lahan pembuangan sampah setiap tahunnya di dunia.
”Ketika baru mulai, kami sadar hanya lima persen ampas kopi di seluruh dunia didaur ulang,” ujar pendiri dan CEO Rens, Jesse Tran, seperti ditulis abcnews.
”Ampas kopi adalah limbah bio, tapi sebenarnya juga menghasilkan banyak metan, yang 32 kali lebih kuat dari gas rumah kaca CO2,” ujar Jess.
Satu Sepatu 300 Gr Ampas
Rens mengatakan, sepasang sepatu generasi pertamanya yang bernama Original terbuat dari 300 gram ampas kopi. Setara dengan 21 cangkir kopi java.
Limbah ini diolah dan dicampur dengan biji plastik dari botol daur ulang. Kemudian dijadikan benang polister untuk bagian atas sepatu. Bagian luar sepatu terbuat dari karet alami.
Rens mengatakan ampas kopi ini berasal dari pabrik besar di Asia. Sepatu-sepatu ini diproduksi pabrik di Vietnam, salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia.
“Setelah kopi dibeli dan dibuang, kami mengambilnya, mencampurnya dengan plastik daur ulang dari botol plastik yang sudah dipakai,” ujar Jesse.
“Jadi kami membuat yang namanya benang polister kopi. Kebanyakan bagian atas sepatu terbuat dari benang poliester kopi ini.”
Ide ini muncul bulan Juli 2017. Kemudian pendiri perusahaan tersebut menggalang dana di situs Kickstarter pada Juni 2019.
Penggalangan dana dalam waktu 24 jam mendapatkan lebih dari 550.000 dolar Australia atau sekitar Rp 7 miliar dari 5.000 orang lebih.
Penggalangan dana selanjutnya di bulan Agustus menghasilkan lebih dari 350.000 dolar (Rp 5 miliar) dipakai memproduksi versi kedua sepatu diberi nama Nomad dengan tali sepatu dari limbah kopi dan plastik daur ulang.
Laku di Pasaran
Son Chu, salah satu pendiri perusahaan, mengatakan produk ini menargetkan pasar anak muda. ”Di pasar, produk ramah lingkungan sangatlah populer,” ujarnya.
“Tapi cara mereka menjual produk ramah lingkungan biasanya adalah ‘Hai, pakailah produk kami, karena kalau tidak planet ini hancur.’ Kami tidak suka pendekatan ini.”
Dia ingin perusahaannya menjadi merek yang memproduksi barang ramah lingkungan yang keren, berguna, dan benar-benar bisa dipakai orang. Bukan sekadar menakut-nakuti bumi yang akan hancur.
Saat ini produk ramah lingkungan masih mahal. Harga sepasang sepatu Rens mencapai Rp 2,7 juta. Kalau harga pre-order sekitar Rp 1,5 juta.
Kesuksesan penjualan sepatu kopi membuat perusahaan Rens ingin memproduksi baju serta pakaian olahraga yang ramah lingkungan.
”Kami juga akan menambahkan, memperluas produksi barang lain. Sehingga produk apa pun yang kami luncurkan juga akan memakai rumus yang sama, yakni dari bahan daur ulang,” ujar Jesse. ”Bisa jadi terbuat dari ampas kopi lagi atau lainnya.”
Editor Sugeng Purwanto