Sejarah Singkat Nasyiatul Aisyiyah
Dalam sambutannya, Tineke Wulandari menyampaikan rasa syukurnya atas terbentuknya Nasyiah di Karangrejo. Menurut dia, keinginan mendirikan Nasyiah di Karangrejo sejak dulu hanya menjadi sebuah wacana.
“Namun kini berkat semangat Yunda semua, akhirnya hari ini terbentuklah Nasyiatul Aisyiah Karangrejo yang sudah lama dimpikan oleh ibu-ibu Aisyiyah,” ujar Kepala Mimdaka itu.
Dia lalu menceritakan sejarah Nasyiatul Aisyiyah yang merupakan organisasi otonom Muhammadiyah. Nasyiatul Aisyiyah adalah wadah bagi para perempuan muda untuk berkarya dan berperan aktif dalam berdakwah mengembangkan nilai keislaman kepada masyarakat, serta meningkatkan mutu ilmu pengetahuan, baik dari segi spiritual, intelektual, maupun jasmaniah.
“Nasyiatul Aisyiyah didirikan di Yogyakarta pada tahun 1919 dengan nama “Siswa Praja Wanita,” jelasnya. Kemudian, berganti nama menjadi Nasyiatul Aisyiyah pada tahun 1931.
“Seorang tokoh Muhammadiyah Sumodirjo menjadi pencetus pertama pembentukan suatu perkumpulan yang seluruh anggotanya perempuan,” tambahnya.
Ustadzah Ike, sapaannya, mengatakan, jika kita sudah menyedekahkan diri di Nasyiah maka kita niatkan yang baik. “Dengan manajemen diri yang baik insyaallah hasil yang kita berikan untuk masyarakat juga akan bermanfaat baik,” pesannya.
Acara Musyran ditutup dengan pembacaan 10 Komitmen Kader Nasyiatul Aisyiyah yang dipimpin oleh Maftuchatus Saidah yang diikuti oleh seluruh peserta musyran.
Baca sambungan dinhalaman 3: Susunan PRNA Karangrejo Periode 2022-2026