Ancaman Allah bagi Kaum Munafik
Allah memberikan ciri sifat-sifat sekaligus memberikan ancaman kepada mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya.
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (an-Nisa’ 142)
مُّذَبۡذَبِينَ بَيۡنَ ذَٰلِكَ لَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلٗا
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (an-Nisa’ 143)
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (an-Nisa’ 145).
Empat Ciri Munafik
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ.
Empat perkara yang jika semua itu ada pada diri seseorang, maka ia akan menjadi munafik sejati, dan jika hanya salah satunya, maka padanya ada sifat munafik sampai ia meninggalkannya, yaitu: ketika diamanahkan khianat, ketika berbicara berdusta, ketika berjanji mengingkari, dan ketika bertengkar berbuat curang. (HR Bukhari dan Muslim)
Semoga kita semua dijauhkan dan diselamatkan dari sifat nifak, dengan kita selalu mawas diri terhadap gerakan nafsu sendiri yang seringkali serakah terhadap harta dunia dan mengukur kebenaran dengan nafsunya sendiri, amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Wajhain, Manusia Dua Wajah yang Menipu Diri Sendiri adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 8 Tahun XXVI, 15 Januari 2022/11 Jumadil Tsani 1443
Discussion about this post