Pedoman nan Terang
Bab 1, sungguh menggugah. Judulnya, “Allah Tidak Melanggengkan Kerusakan”. Kajian dibuka dengan mengutip ayat ini: “Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan” (Yunus 81).
Ayat di atas terkait Nabi Musa yang sedang menghadapi Fir’aun beserta tim sihirnya. Kita tahu akhir kisah ini, Musa As menang. Itu, bagian dari janji Allah di ayat ini: “Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)” (Yunus 82).
Optimisme akan datangnya kemenangan diperkuat bab 2. Judulnya, “Kesudahan yang Baik Milik Orang-Orang yang Bertakwa”. Kajian dibuka dengan ayat ini: “Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (al-Qashash 83).
Hemat si penulis (h 19-20), “kesudahan yang baik” itu adalah kemenangan di dunia dan di akhirat dengan mendapat surga. Tentang ini, diperkuat Huud 49.
Bersikap antusias dan istikamah-lah menjadi bagian dari golongan orang-orang yang bertakwa. Hal ini karena kadang kebatilan menang dalam satu putaran, tetapi babak terakhir dipastikan menjadi milik orang-orang yang membela kebenaran. Kebenaran adalah hak keluarga Allah (h 21).
Bab 3, “Hukum Perputaran Zaman”. Kajian dibuka dengan ayat ini: “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” (Ali Imran 140). Ayat tersebut terkait dua situasi, umat Islam kalah di Perang Uhud dan menang di Perang Badar.
Penulis lalu memetik Tafsir Al-Maraghi: “Sekali waktu kemenangan berada di pihak pelaku kebatilan dan di lain waktu berada di pihak pelaku kebenaran. Akan tetapi kesudahan yang baik itu senantiasa menjadi milik orang yang mengikuti kebenaran. Keunggulan akhir senantiasa berada di tangan orang yang mengetahui sebab-sebab keberhasilan dan menjaganya dengan sebenar-benarnya penjagaan. ….. Janganlah kegagalan yang menimpa kalian itu melemahkan tekad kalian karena dunia ini bagaikan roda pedati” (h 30).
Soal tamsil “seperti roda” yang kadang di atas dan kadang di bawah, contoh paling mudah-sekali lagi-adalah kehancuran Fir’aun. Sila cermati QS al-Qashash 4-5.
Bab 4, “Pertolongan Pasti Datang Meskipun Lama Kemudian”. Kali ini kajian dibuka dengan hadits riwayat Ath-Thabrani dan Dhiya’ Al-Maqdisi: “Takutlah kalian terhadap doa orang yang teraniaya karena doanya dibawa di atas awan. Allah Swt berfirman, ‘Demi keperkasaan dan kemuliaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu meskipun sesudah sekian lama’.”
Ada riwayat, ketika Al-Amir Nuh bin Asad menerapkan pajak pada penduduk Samarkand, lalu dia mengutus seseorang untuk menemui gubernurnya. Alkisah, di acara itu juga diundang para Imam, Syaikh dan tokoh negeri itu untuk turut mendengarkan si utusan.
Kemudian Al-Faqih Abu Mansur Al-Maturidi berkata kepada si utusan: “Anda telah menyampaikan risalah Al-Amir. Sekarang sampaikan jawaban kepadanya dan katakan, tambahkan kezalimanmu pada kami agar kami menambah doa kami di malam hari.” Mereka lalu membubarkan diri.
Tidak berselang lama, datang kabar. Bahwa Al-Amir terbunuh. Di perutnya ada sebilah tombak (h 42).
Baca sambungan di halaman 3: Lengkap, Pas