PWMU.CO– Batik Girimu diluncurkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto dalam acara Baitul Arqam Dasar (BAD) Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gresik di Graha Umsida Trawas, Jumat (14/1/2022).
Peluncuran ditandai dengan pemakaian batik oleh Sunanto yang juga komisaris Istaka Karya dan Ketua PDM Gresik Dr Taufiqullah Ahmady, Ketua PWPM Dikky Syadqomullah, dan Ketua PDPM Gresik Aditama.
”Batik adalah warisan luhur bangsa Indonesia, penting bagi generasi muda untuk terus menjaganya. Selamat atas peluncuran motif batik baru oleh PDPM Gresik, semoga menambah khasanah ragam batik Indonesia,” kata Cak Nanto.
Ahmad Faizin Karimi, desainer batik Girimu, menjelaskan, desain batik ini memiliki dimensi estetis dan pesan kritis. ”Desain batik ini mengandung pesan agar kader Pemuda Muhammadiyah Gresik sadar akan kondisi lingkungan dan situasi sosialnya,” kata dia menerangkan.
Dia menjelaskan, ornamen dasar motif ombak yang menggambarkan posisi geografis dan situasi sosiologis Gresik di pesisir utara Jawa. Namun ornamen ombak ini dilatarbelakangi warna hitam sebagai simbol krisis ekologis laut kita.
”Pencemaran laut akibat limbah rumah tangga dan buangan industri di satu sisi dan berkurangnya akses warga pada area pesisir dengan banyaknya pelabuhan industrial dan kawasan tertutup adalah problem yang perlu kita sadari,” tuturnya.
Gambar daun lontar, sambung dia, mewakili khasanah budaya kuliner dan keilmuan. Lontar adalah daun pohon siwalan. Daun ini dulu pernah dimanfaatkan sebagai media tulis sebelum kertas modern.
”Sadapan niranya diolah menjadi minuman legen. Sayangnya pembudidaya legen kita mengalami krisis regenerasi karena tidak banyak anak muda yang mau meneruskan jejak orang tuanya,” ungkapnya.
Gambar damar kurung mewakili kehangatan suasana bulan Ramadhan dan hari raya di Gresik. Namun kini ada semacam kegairahan yang menurun. “Teknologi salah satu penyebabnya. Mengubah suasana puasa dan Lebaran menjadi makin kering,” ungkap Ketua Bidang Riset PDPM Gresikini.
”Tentu kita tidak bisa mengabaikan fungsi dan keberadaan teknologi. Namun perlu disadari bahwa kita jangan dipenjara olehnya,” lanjutnya.
Gambar lainnya dua hewan yang berpadu, rusa bawean dan ikan bandeng. Rusa Bawean termasuk hewan yang disebut dalam Convention on International Trade in Endagered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) sebagai spesies yang terancam punah. Pun dengan bandeng, budidayanya terancam cemaran air dan alih fungsi lahan.
”Sedangkan gambar logo Pemuda Muhammadiyah di dalam kesatuan ornamen mewakili harapan agar kader bisa memberikan kontribusi dalam pelbagai problem yang disimbolkan di atas,” tandas Faizin. (*)
Editor Sugeng Purwanto