Rektor Unida Gontor tentang Amal yang Tidak Kalah Penting dari Shalat, laporan Sayyidah Nuriyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Amal yang Tidak Kalah Penting dari Shalat. Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor Prof Dr KH Hamid Fahmy Zarkasyi MEd MPhil memaparkan hal ini dalam Pengajian Virtual Orbit bertema Menghargai Waktu untuk Kemajuan Peradaban, Kamis (13/1/2022).
Pengajian tiap dua pekan binaan Prof M Din Syamsuddin MA PhD itu digelar Yayasan Orbit Lintas Karya melalui Zoom. Berbagai kalangan mulai artis sampai cendekiawan, dari Indonesia maupun mancanegara hadir secara daring.
Prof Hamid menerangkan pentingnya amal shalih. Dia menyatakan, mempelajari dan mengajarkan Islam ternyata pahalanya lebih bagus daripada shalat.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abu Zar, kamu berangkat di pagi hari lalu mempelajari satu ayat dari kitab lebih baik bagi kamu daripada kamu melakukan shalat seratus rakaat. Dan kamu berangkat di pagi hari lalu mengajarkan salah satu bab dari ilmu, baik itu diamalkan atau tidak, lebih baik dari kamu melakukan shalat seratus rokaat.”
Dia pun menegaskan, “Saya tidak mengatakan bahwa shalat tidak penting. Tapi kalau kita lihat, amal-amal shalih dalam al-Quran itu pahalanya sangat banyak sekali!”
Cinta Allah dan Rasul
Hal ini mengingatkan Prof Hamid pada sebuah kisah. Suatu ketika, seorang Badui datang kepada Rasul untuk bertanya. Rasulullah SAW pun menanyakan apa yang dia siapkan sebelum bertanya.
“Saya orang yang tidak kaya dan tidak bisa membelanjakan harta untuk ibadah. Saya bukan orang tahan untuk shalat Tahajjud setiap malam. Saya bukan orang yang bisa puasa Daud atau Senin-Kamis,” jawab orang Badui itu.
Rasulullah menimpali, “Terus apa yang bisa kamu lakukan?”
Badui itu menjawab, “Saya mencintai Allah dan Rasul.”
Jawaban Rasulullah lebih menarik lagi. “Kamu sudah bersama dengan yang engkau cintai,” ujarnya.
Dari kisah itu, Prof Hamid menyampaikan pentingnya bersama Allah. “Orang kalau sudah beribadah kepada Allah pada tingkat ihsan, mencintai Allah, berarti dia tidak akan mengerjakan sesuatu yang tidak disukai oleh Dzat yang dia cintai,” terangnya.
Dia mencontohkan, jika istri mencintai suaminya, tentu akan memasak makanan favorit sang suami. Tidak mungkin dia memasak sesuatu yang dibenci suaminya.
Sehingga suami, lanjutnya, akan memberikan sesuatu yang dicintai istrinya. “Itu konsekuensi orang mencintai,” kata dia. Begitupula yang terjadi ketika kita mencintai Allah dan Rasulullah.
Baca sambungan di halaman 2: Infak Vs Shalat