Infak Vs Shalat
Bentuk amal shalih lainnya bisa berinfak. Prof Hamid pun menerangkan perbandingan amal berinfak dan shalat. Sebelumnya, dia menukil ayat al-Baqarah: 261 yang menjelaskan pahala berinfak.
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Kemudian, dia menjelaskan artinya. Satu infak orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah berpahala seratus. Sedangkan pahalanya orang shalat yang tidak berjamaah hanya satu dan jika berjamaah pahalanya 27.
“Tapi jangan kemudian berpikir bahwa lebih baik sedekah pahalanya banyak daripada susah-susah shalat, kita tidak boleh berpikir seperti itu!” tegasnya.
Jika dalam sistem angka, Prof Hamid menyatakan shalat adalah angka satunya. Dia menekankan, “Kalau Anda memiliki satu miliar, angka satu di depan itu penting. Itulah shalatnya!”
Kalau Anda tidak shalat atau tidak menjalankan syariat, lanjutnya, amal-amal itu akan tetap menjadi nol yang sekian banyak. “Tapi begitu Anda menjalankan syariat itu, nol yang Anda buat dalam setiap langkah kehidupan akan bertumpuk-tumpuk menjadi miliar pahala,” jelas dia.
Prof Hamid menerangkan hadits lain yang menyatakan, akhlak mulia seseorang berpahala sama dengan menjalankan shalat dan puasa. “Kalau tidak mampu menjalankan puasa Senin-Kamis, akhlak kita tetap kita jaga, itu sama dengan menjalankan puasa Senin-Kamis,” terang penulis buku Misykat Refleksi tentang Westernisasi Liberalisasi, dan Islam.
Pada hadits lain, kata dia, hal berikut akan ditanyakan di hari akhir: “Badanmu kamu gunakan untuk apa? Umurmu kamu habiskan untuk apa? Hartamu kamu peroleh dari apa dan kamu belanjakan untuk apa? Ilmu yang anda miliki, anda amalkan atau tidak?” Inilah yang menunjukkan dalam hidup, selain shalat, banyak amal shalih yang perlu kita kerjakan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni