Empat Kilometer Menuju Candi
Mereka bersama keluarga berpencar ke tempat disukai. Ada yang sekadar jalan sambil mengabil berfoto selfi. Seratus meter dari pintu masuk, terdapat destinasi Ayanaz. Bagi para ‘nom-noman’ tempat ini rekomended banget karena sangat instagramebel. Kesempatan ini tidak disia-siakan, pengunjung di Ayanas mayoritas kalangan muda dan anak-anak. Kalau toh ada yang ‘sepuh’ hanya mengantar anak atau cucunya.
Jalan menuju Ayanaz terdapat papan putih yang sudah agak usang dengan disangga dengan batang kayu. Di sana tertempel petunjuk rute perjalanan menuju Candi Gedong Songo.
“Sebaiknya bapak dan ibu naik kuda, karena perjananan sejauh 4 km!” tegur salah seorang penawar pemandu wisata. Tentu saja saya ‘kaget’ tiba-tida ada yang menyapa.
“Berapa tarifnya Pak” tanya saya. Kemudian dia menjelaskan untuk berat badan di bawah 50 kg tarifnya Rp 120.000 tetapi jika berat badan 50-80 kg tarifnya Rp 150.00.
“Kok mahal to, Pak?” jawab saya.
“Ngeten Pak, mangke menawi Panjenengan rumaos mboten puas, mboten mbayar,” tanggapannya dengan bahasa Jawa halus. Setelah saya berpikir-pikir, pingin juga rasanya bertualang dengan berkuda bersama istri.
“Nggeh pun, monggo Pak!” jawab saya setuju.
Tidak lama dua ekor kuda yang gagah dengan ukuran yang berdeda keluar dari gedhogan (kandang kuda). Saya menaiki kuda yang bertubuh besar dan tinggi sedang istri menunggangi kuda yang agak kecil tetapi terlihat kuat.
Kami dibantu menaiki kuda dengan sangat hati-hati. Kedua kuda tersebut memang sudah terlatih khusus untuk mengantar berpetualang para pengunjung.
“Pak…….! jangan dilepas, saya takut,” teriak Yitniani Nuryanti, istri saya dengan ketakutan. Maklumlah ini adalah pengalaman pertama bagi Yanti, panggilan akrabnya.
“Tenang saja Ibu. Saya akan mendampingi terus dan jangan khawatir, kuda ini sudah jinak,” jawab penjaja jasa tunggangan kuda.
“Gak usah takut Dhek, gak mungkin kudanya dilepaskan,” hibur saya.
“Maaf Bapak, siapa ya nama Bapak,” tanya saya kepada pemilik kuda tersebut.
“Saya Heri Santoso, biasa dipanggil Santo, Bapak”, jawab laki-laki 47 tahun itu.
Baca sambungan di halaman 3