Kapan Kompetisi, Kapan Kolaborasi
Munculnya dua kandidat berbasis kutub Surabaya dan Malang ini kembali menghangat. Pasalnya pada gelaran musyda IMM selalu menemukan dua kutub ini berkompetisi.
“Dinamika musyda IMM selalu dinamis dan menarik. Tapi kami yakin adik-adik bijak. Kapan harus berkompetisi, kapan harus berkolaborasi,” ujar Suli Da’im, Ketua Kordinator Wilayah Forum Keluarga Alumni (Fokal) IMM Jawa Timur.
Menurut Presiden Hizbul Wathan FC ini, musyda adalah forum besar untuk menguji kemampuan kader untuk mengorganissasi dukungan, menguji kemampuan berkolaborasi, dan adu gagasan.
“Calon pemimpin harus lihai beradu gagasan, cerdas mengorganisasi dukungan dan mampu berkolaborasi. Setelah berkompetisi harus saling merangkul,” ujarnya saat mengisi Forum Dialog Kebangsaan usai sesi pembukaan musyda, Kamis (20/1/2021).
Sementara itu, Ketua Umum DPP IMM Abdul Musawir Yahya berpesan agar semua kader berkomitmen untuk berkolaborasi dengan semua elemen.
“Bahwa tidak bisa kita memajukan suatu peradaban sendiri, maka komitmen IMM selain mencetak kader unggul melalui proses kaderisasinya adalah untuk mengkolaborasikan gerakan,” ungkap Abdul.
Pemuda asal Makassar itu menambahkan, nantinya siapa pun yang terpilih sebagai pimpinan baru di DPD IMM Jatim untuk satu periode ke depan, harus meninggalkan ego masing-masing dan saling berkolaborasi.
“Siapa pun yang terpilih, jangan ada kubu-kubu yang saling serang, saling menjatuhkan. Ketika kontestasi usai, maka berkolaborasilah, saling mendukung, saling menguatkan,” ujarnya saat menutup pidato sambutan pembukaan Musyda XXI IMM di Hotel Horison, GKB Gresik Kamis (20/2/2022) (*)
Editor Mohammad Nurfatoni