Supriadi juga berpesan agar para siswa tidak malu untuk menyanyi lagu Indonesia Raya. “Dengungkan pada setiap even dan resapi maknanya,” katanya lebih lanjut. Supriadi menjelaskan, masuknya paham komunis di Indonesia tidak lepas dari kepentingan negara-negara asing yang ingin merusak dan menguasai bangsa Indonesia.
Secara tegas, Supriadi mengatakan bahwa paham komunis tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. Dia meminta bahwa setiap warga negara wajib menjaga NKRI dari paham komunis. Karena, ideologi itu telah dilarang melalui TAP MPR XXV/MPRS/1966.
(Baca juga: Muhammadiyah Belajar Praktikkan Terjemah Alquran dengan ‘Ilmu Laduni’ dan Inilah Juara Umum dan Hasil Lengkap Uji Kompetensi Siswa SMK Muhammadiyah Se-Lamongan)
Selain menyampaikan bahaya komunis, Supriadi juga menyuguhkan fakta-fakta tentang problem negara. Di antaranya devisit APBN, pengangguran meningkat karena masuknya tenaga asing, konflik SARA, konflik sosial, naiknya harga barang, dan sederet permasalahan lain. “Generasi muda jangan berpangku tangan, semangatlah belajar dan menjadilah orang besar,” ujarnya.
Selain menerima wawasan, peserta juga mendapatkan materi latihan baris-berbaris yang dipandu oleh Sunarto yang dibantu 4 anggota Koramil lainnya.
Waka Kesiswaan dan Al-Islam Kemuhammadiyahan Erva Rachmawati, dalam pengantar acara yang dilangsungkan di Hall Snakma—nama populer SMKM 5 Modo—mengatakan, dilaksanakan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman, sekaligus mengingatkan akan sejarah kelam dan bahaya PKI. “Agar generasi muda selalu waspada dan membekali diri.” (M Suud/Lis UJ).