Kolom oleh Prima Mari Kristanto *)
PWMU.CO – Masih segar dalam ingatan warga Muhammadiyah, khususnya di Jawa Timur, berita berpulangnya Haji Bisri Ilyas, seorang muwakif (pewakaf) yang sangat fenomenal. Wakaf amal jariyahnya untuk persyarikatan sangat luar biasa. Pasca-berpulangnya Haji Bisri Ilyas ke haribaan Allah SWT warga Muhammadiyah seolah bertanya-tanya kapan ada lagi sosok-sosok sekelas Haji Bisri Ilyas? [Soal wakafnya, baca: Inilah Jumlah Bidang-Luas Tanah Wakaf H Bisri Ilyas]
Ternyata, tidak lama Allah SWT menjawab dengan menghadirkan tanah wakaf di Cileungsi Bogor, dari seorang muwakif yang luar biasa. Luar biasanya lagi adalah efek domino yang dihadirkan Allah SWT dengan penyerahan wakaf dari muwakif yang berbeda di lokasi yang berdekatan. [Beritanya klik dan baca di sini: PP Diwakafi 50 Hektar dari Muallaf Tionghoa, Inilah Master Plan Pengelolaannya]
Subhanallah, seolah dihadirkan kembali pada sosok-sosok Abu Bakar as Shiddiq dan Umar bin Khattab di zaman yang serba materialistis ini. Sejarah mencatat, Abu Bakar as Shiddiq menyerahkan 100 persen hartanya dan Umar bin Khattab 50 persen hartanya untuk kejayaan agama Allah SWT dalam ekspedisi Perang Tabuk. Khalifah Usman bin Affan juga ikut menyerahkan hartanya, namun tidak disebutkan seberapa persen dari kekayaannya.
Kini, sosok-sosok yang berlomba-lomba dalam kebajikan menolong agama Allah SWT dihadirkan kembali saat ini melalui wasilah Persyarikatan Muhammadiyah. [Baca juga berita terkait: Dampak Pemberitaan Wakaf 50 Hektar, Pembaca PWMU.CO Segera Wakafkan Tanah 3 Hektar untuk Muhammadiyah]
Wakaf Produktif Sumur Rumah
Khalifah Usman bin Affan memiliki cara yang berbeda dari Abu Bakar as Shiddiq dan Umar bin Khattab. Sebuah reportase menarik pernah ditulis oleh seorang alumni Saudi pada media online tentang wakaf produktif Usman bin Affan. Sebagai seorang pengusaha yang profesional, Usman bin Affan senantiasa menggunakan insting bisnisnya dalam menyerahkan waqaf kepada kaum muslimin. Yang fenomenal adalah penguasaan Bi’ru Rumah (sumur rumah) dari seorang Yahudi oportunis.
Dengan strategi bisnisnya, dari semula membeli separo sumur menjadi penguasaan 100 persen tanpa intimidasi atau demonstrasi kaum muslimin kepada kaum Yahudi. Semua dilakukan Usman bin Affan dengan taktik bisnis yang brillian. Ibarat penguasaan separo saham hingga akusisi seluruh kepemilikan saham untuk selanjutnya diserahkan seluruhnya untuk sebesar-besarnya kemaslahatan kaum muslimin.
[Baca juga berita wakaf lainnya: Keunikan Pembangunan Panti di Atas Tanah Wakaf Murjito: dari Bermodal Hanya Rp 7 Juta hingga Batu Bata Tiban]
Dari sumur ini keberkahan wakaf produktif Usman bin Affan mengalir beranak-pinak, ibarat gurita bisnis menjadi beberapa anak dan cucu perusahaan. Semua perusahaan berstatus wakaf untuk kaum muslimin. Keberkahan berkat ridla Allah SWT dengan pengelolaan yang profesional sebagai sebuah sunatulah menuju kesuksesan.
Pengelolaan sumur wakaf melahirkan anak cucu perusahaan berupa perkebunan dan hotel yang masih produktif hingga saat ini. Dari kebun yang ditumbuhi 1.550 pohon kurma tersebut hasilnya diperuntukkan fakir miskin dan keberlanjutan investasi. Rekening investasi masih atas nama Usman bin Affan di sebuah bank dengan pemegang kuasa rekening ada pada kementerian wakaf Saudi Arabia. Baca sambungan di halaman 2: Wakaf produktif bukan …