PWMU.CO– Pelajaran entrepreneurship kelas 8 dan 9 SMP Muhammadiyah 1 Gresik atau Spemutu mengangkat tema Waste for Change. Pembelajaran awal siswa diharapkan mampu mencari informasi tentang tanaman-tanaman yang dapat menghasilkan warna.
Pertemuan kedua Jumat (21/1/2022), siswa diajarkan membuat cetakan kertas daur ulang. Rizky Kurniawan kelas 9B bisa mengaplikasikan video pembuatan cetakan daur ulang kertas dan penjelasan guru entrepreneurship dengan baik.
”Tema yang diangkat sangat menarik dan pengalaman baru bagi saya. Ternyata pembuatan cetakan kertas daur ulang ini sangat mudah diaplikasikan,” kata siswa Spemutu Gresik yang hobi futsal ini.
Yulia Firnanda kelas 8B berpendapat sama. “Ini pengalaman baru bagi saya. Siapkan 40 buah stik es krim, lem tembak, staples, kain kasa seukuran folio, dan lakban. Dengan bahan ini kita bisa membuat cetakan kertas daur ulang,” katanya. Lewat kegiatan ini kertas yang tak terpakai bisa dimanfaatkan kembali.
Yulia menerangkan, pembuatan cetakan kertas daur ulang ini juga sangat mudah. “Pertama kita membuat persegi panjang dari stik es krim, lalu disambung menjadi ukuran 2×3 menggunakan lem tembak. Setelah jadi persegi panjang kita tumpuk kembali dengan ukuran stik es krim yang sama sehingga menjadi 2 lapis 2×3 stik es krim. Setelah itu pasang kasa ke persegi panjang menggunakan staples dan lapisi dengan lakban agar terlihat rapi,” ujarnya.
Guru kelas, Yatik SPd mengatakan, pelajaran entrepreneurship siswa tertarik mengerjakan tugas di LK ke-2 ini. Mungkin kegiatan ini pengalaman baru sehingga mereka sangat antusias,” kata Yatik.
Yatik juga berharap tiap siswa dapat bekerja sama dengan baik dengan anggota kelompoknya, serta dapat bertanggung jawab dalam mengerjakan setiap LK yang telah diberikan di setiap pekan.
Koordinator entrepreneurship, Tri Wahyuningsih SPd menjelaskan, pembelajaran entrepreneurship sesuai dengan kurikulum. Para siswa mampu mengaplikasikan video dan penjelasan guru dengan baik dan hasil dari pembuatan alat cetakan daur ulang sampah kertas juga sudah dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.
”Kegiatan awal mereka sudah mencari informasi tanaman apa saja yang menghasilkan warna yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Mereka juga mampu mengaplikasikan video pembelajaran dan penjelasan guru tentang pembuatan alat cetakan daur ulang kertas,” ungkapnya. (*)
Penulis Beny Syah Editor Sugeng Purwanto