Siswa Baru Naik 200 Persen Dimulai dari Mimpi Besar, oleh Pahri SAg MM, Ketua Umum Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah (FGM.)
PWMU.CO – Optimis naik dua ratus persen. Ini kata singkat yang saya tangkap dari peserta family ghatering (pertemuan keluarga) antara persyarikatan, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK Muhammadiyah se-Kabupaten Tuban, Sabtu (22/1/2021).
Bertempat di SMK Pelayaran Muhammadiyah Kabupaten Tuban, tema yang diangkat sangat strategis, Kiat Sukses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 Naik Dua Ratus P{ersen. Tema ini sesuai dengan kebutuhan mendesak sekolah Muhammadiyah di masa pandemi Covid-19. Apalagi ada tambahan kata naik duaratus persen. Tentu menarik dan bikin penasaran peserta family ghatering.
Bagi sekolah swasta, kenaikan PPDB sangat penting untuk kesuksesan masa depannya. Sebaliknya, kegagalan PPDB menjadi awal kegagalan masa depannya. Jumlah siswa yang melimpah pertanda sekolah tersebut dipercaya dan diminati masyarakat. Sebaliknya jumlah siswa yang sedikit pertanda sekolah tersebut tidak dipercaya dan tidak diminati masyarakat.
Meniup-niup semangat kepala sekolah dan wakil kepala sekolah Muhammadiyah Kabupaten Tuban agar jumlah muridnya naik dua ratus persen tahun 2022, saya sampaikan pada mereka agar agenda besarnya dimulai dari dreaming (mimpi besar). Bermimpi punya siswa lima ratus, seribu, seribu lima ratus, dua ribu, dua ribu lima ratus, tiga ribu dan seterusnya.
Bermimpi jumlah siswa banyak itu penting, agar kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan karyawan bahkan persyarikatan dapat mencurahkan perhatiannya pada sukses PPDB. Demikian pula bermimpi jumlah siswa banyak itu, menjadikan pikiran, tenaga, dana dan sumber daya yang dimiliki sekolah difokuskan pada peningkatan jumlah siswa baru.
Sekolah yang tidak bermimpi memiliki jumlah siswa besar, biasanya lemah dan lebay semangat-nya. Suka mengeluh dan berkeluh kesah. Mencari seribu alasan untuk pembenaran atas ketidak mampuannya. Bahkan suka menyalahkan pihak lain. Seperti tidak ada support dari yayasan atau persyarikatan, pesaing terlalu banyak, masyarakat kurang mendukung, fasilitas belum memadai dan seterusnya.
Baca sambungan di halaman 2: Mimpi Perlu Tindak Lanjut