PWMU.CO– Lazismu itu bisa mengantarkan orang ke surga. Orang-orang yang lupa karena sibuk dunia diingatkan tujuan hidup akhirnya menuju surga dengan ZIS (zakat infak sedekah).
Demikian disampaikan Wali Kota Madiun Drs Maidi SH MPd saat hadir di Rakerwil Lazismu Jatim di Hotel The Sun Madiun, Sabtu (29/1/2022).
Wali Kota Maidi juga mengundang peserta Rakerwil untuk city tour melihat perkembangan kota. Pemkot menyediakan sepuluh bus. Diakhiri dengan jamuan makan malam di rumah dinas Jl. Pahlawan.
Wali Kota Maidi mengatakan, mengingatkan orang yang sibuk dunia untuk ingat akhirat itu tantangan besar. Apalagi mengingatkan untuk apa harta digunakan. “Saya yakin siapa yang dekat Lazismu maka jalannya menuju surga makin dekat,” tutur Wali Kota Maidi yang sebelumnya 9 tahun menjabat sekretaris kota.
Menurut dia, tugas Lazismu Jatim itu sama dengan tugas pemimpin. Harus memperhatikan penderitaan orang kalangan bawah. “Bagi saya menjadi pemimpin itu bagaimana membuat rakyat sejahtera dan senang,” ujarnya.
Karena itu menjadi wali kota selain pembangunan fisik tata kota yang dipercantik dengan taman, penanaman pohon tule besar supaya rindang, trotoar, juga memperhatikan kalangan bawah. Seperti menyantuni warga dhuafa, yatim, lansia. Dia sangat hafal jumlah berapa orang miskin, anak yatim, lansia di kotanya dan program apa untuk mengatasinya.
“Rumah dinas ini tidak saya tempati. Boleh dipakai untuk warga, misalnya akad nikah, sunatan, atau pertemuan. Orang punya gawe mantu mesti bingung cari tempat, mikir biayanya, maka saya izinkan pakai kediaman ini. Kalau ada waktu saya selalu hadir menjadi saksi nikah,” kata wali kota yang pernah menjadi kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun.
Dia menceritakan, tukang becak, tukang sampah, tukang batu, dan warga lainnya senangnya bukan main saat diundang ke kediaman ini. Pulang diberi sembako dan uang saku. “Ada yang merangkul saya sambil menangis karena baru pertama kali bisa masuk kediaman wali kota,” tuturnya. “Membuat senang rakyat sebenarnya sederhana, cukupi kebutuhan makannya. Karena itu ketika ada orang bertanya mau membantu apa untuk Pemkot salah satunya saya minta sembako untuk dibagikan kepada warga.”
Sehari-hari dia tinggal di rumahnya sendiri di Jl. Merpati Kelurahan Nambangan. “Tinggal di rumah dinas itu membatasi saya bertemu dengan rakyat. Sebab dijaga Satpol PP. Orang masuk diseleksi. Kalau di rumah sendiri membuat saya bisa bertemu siapa saja. Ada yang datang sambat gak punya beras, mau mantu, sunatan, bayar SPP ya diterima. Bagi saya keluhan rakyat itu dipenuhi. Dadi bapak iku kan kudu iso wenehi anak,” ujar wali kota yang awalnya berkarier jadi guru ini.
Bagi dia, warga yang menemuinya meminta bantuan harus disyukuri karena dia tidak repot-repot mendatangi orang untuk memberikan bantuan. “Saya melihatnya warga ini datang sendiri mengambil haknya. Jadi saya tidak perlu mendatangi mereka. Kalau cara berpikir seperti ini kan enak,” katanya.
Dikatakan, syarat jadi pemimpin itu harus ikhlas mau ditemui siapapun termasuk warga yang sambat ini. “Jangan kalau ada tamu gak jelas lalu pesan ke Satpol bilang orangnya gak ada,” selorohnya mengundang tawa hadirin. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto