PWMU.CO – Pelantikan bersama tiga organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah: Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPMI), Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW), dan perguruan seni beladiri Indonesia Tapak Suci (TS), unjuk gigi, Selasa (26/1/22).
Dalam kegiatan yang digelar di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo di Auditorium AR Fachrudin itu Kepala Smamda, Wigatiningsih MPd mengatakan IPM, HW, dan TS merupakan ortom Muhammadiyah yang dibentuk oleh Persyarikatan dan diberikan keleluasaan mengelola rumah tangganya sendiri.
“Baik HW, IPM, dan TS berfungsi sebagai media dakwah di kalangan masing-masing. Fungsinya sebagai kawah Candradimuka Muhammadiyah untuk mencetak kader yang kritis, logis, analisis, dan berkarakter,” terangnya.
Tiga Ortom
Wigatiningsih menjelaskan setiap kepala sekolah Muhammadiyah harus membina tiga ortom, mulai dari IPM, HW, dan TS.
“Keberadaannya tidak untuk saling berkompetisi, tapi untuk sinergi dan berkolaborasi untuk kemajuan Muhammadiyah,” lanjut pendekar Tapak Suci ini.
Sebagai organisasi siswa, lanjutnya, IPM harus berkolaborasi dengan ortom yang lain untuk kemajuan dan membangun spirit kemajuan IPM melalui dakwah pencerahan. Tugasnya sangat berat, harus berbagi waktu untuk belajar dan berkegiatan.
“Harus punya 3B. Beres ibadahnya, harus bisa baca al-Quran dengan baik. Beres belajarnya, tidak boleh gandol, apalagi IPM seleksinya ketat dan beres berorganisasi, tidak boleh kelas kosong karena kegiatan IPM,” tegas perempuan kelahiran Lamongan ini.
Pesan kepada HW dan TS
Wigatiningsih mengungkapkan menjadi pengurus ortom tugasnya sangat berat. Harus diniatkan sejak sekarang, kalau tidak sanggup bisa mengundurkan diri. Tak perlu memaksakan diri hanya karena gengsi, atau karena ikut-ikutan teman.
“Kepada dewan kerabat HW saya berharap agar bisa mengembangkan jiwa ke-Muhammadiyahan seperti dalam naskah undang-undang pandu HW. Kepada Tapak Suci putera Muhammadiyah, ortom sekaligus bergerak dalam seni bela diri harus bergerak dalam dakwah kultural. Meluruskan hal-hal yang ada di Pencak Silat secara umum sesuai dengan al-Quran Sunnah,” tambah wasit silat nasional.
Dia memaparkan semua kesuksesan anak-anak bisa diraih. Dimulai dari sekolah, yang ditempa asah asih asuh. Perlebar persahabatan. Banyak bergaul dengan beragam corak dan karakter akan makin kaya dan hebat.
Saling Unjuk Kebolehan
Wigatiningsih mengatakan tak cukup hanya pelantikan, IPM, HW, dan TS saling unjuk kebolehan. HW ambil inisiatif terdepan, tampil pertama dengan parade semaphore. Menyampaikan pesan bergerak tanpa henti, memantapkan niat dalam hati, berkreasi di masa pandemi- HW bergerak energik, lugas dan menarik.
Mereka memainkan bendera semaphore kuning hijau. HW memperagakan keahlian tari, pemandu sorak, dan gaya pasukan pengibar bendera. Bahkan tepuk tangan membahana ketika aksi seribu tangan lugas diperagakan.
“Kalau HW tak perlu diragukan penampilannya, mereka baru juara parade semaphore tingkat propinsi,” terang Silwana Mumthaza, pendamping pelantikan bersama.
Salam Nasional
Wigatiningsih mengatakan tapak suci tampil kedua. Menampilkan salam nasional dan jurus dasar Tapak Suci. Selain itu ada juga atraksi loncat harimau melewati dua orang dengan posisi rukuk. Juga ada atraksi seni ganda dengan teknik bantingan.
“Kalau TS secara personal banyak yang juara, tapi tampil massal baru kali ini dilakukan,” lanjut guru biologi.
Lalu bagaimana dengan IPM? Tentu tidak mau kalah. IPM menampilkan musikalisasi puisi dilanjutkan cover lagu The Greatest Showman. Selain diiringi piano oleh Ketua IPM terpilih, puisi yang dibacakan justru diciptakan oleh anak IPM sendiri.
Puisinya berjudul Ikatan Pelajar Muhammadiyah, karya Dita Nur Aulia kelas XI MIPA 1 dan juga pengurus IPM. (*)
Penulis Ernam. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.