PWMU.CO – Kiat sukses masuk PTN 2022 dibahas dalam seminar yang diadakan SMA Al Fattah Banjarsari, Buduran, Sidoarjo, Ahad (31/1/22).
SMA Al Fattah mengadakan seminar dengan tema Sukses PTN 2022, yang bertempat di Aula Pondok Pesantren Al Fattah Banjarsari Buduran Sidoarjo.
Waka Humas SMA Al Fattah Dra Nur Djamilah mengatakan, dalam kegiatan tersebut menggandeng lembaga bimbingan belajar Sony Sugema College (SSC). “Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi para santri agar bisa masuk perguruan tinggi favorit yang dikehendaki,” ujarnya.
Selain itu, sambungnya, tujuan lainnya adalah mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahan pemilihan perguruan tinggi. “Maka SMA Al Fattah bekerja sama dengan Soni Sugema College (SSC) mengadakan seminar dengan tema Sukses PTN 2022,” ungkapnya.
Acara yang dihadiri santri kelas XI dan XII bersama wali santrinya ini, dimulai pukul 08.00 dan dibuka dengan pembacaan ayat al-Quran.
Ubah Mindset
Dalam acara inti, pemateri M Syukron Amrullah SPd menyampaikan kiat sukses dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). “Santri harus mengubah mindset dari segala sesuatu sudah pasti dan tidak bisa diubah, menjadi segalanya masih bisa berkembang dan berubah,” tuturnya.
Syukron menjelaskan, untuk mengubah mindset tersebut ada lima hal yang harus dilakukan, pertama, menganggap kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar. Kedua, tidak mengganggap kritik adalah serangan, melainkan sarana untuk memperbaiki diri.
“Ketiga, suka mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit daripada yang biasa. Keempat, melihat tantangan sebagai kesempatan bereksperimen untuk mencari solusi.Sedangkan kelima, tidak terfokus pada hasil,” jelasnya.
Syukron menambahkan, selain usaha di atas, yang harus dilakukan lainnya adalah jangan lupa untuk tawakal. “Jangan lupa shalat tahajud dan berdoa kepada Allah, serta menjaga kebiasaan dzikir pagi dan petang,” ungkapnya.
Sebelum seminar berakhir, para wali santri diberi kesempatan kepada untuk menyampaikan testimoninya. Wali santri dari Mujtahidah Azmi F Suprapto mengucapan terima kasih adanya kegiatan tersebut, sehingga wali santri dapat mengetahui kemampuan anaknya. “Zaman saya dulu tidak ada kegiatan seperti ini, sehingga bisa salah dalam memilih jurusan dan itu saya alami sendiri,” kata dia.
Kegiatan diakhiri dengan sesi konseling oleh konselor pada wali dan santri, yang bertujuan untuk menyamakan persepsi agar tidak salah dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi yang inginkan. (*)
Penulis Heri Siswanto. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.