Dua Makna Ahsanu Amala
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan itu menerangkan, ahsanu amala memiliki dua pengertian, yakni ikhlas dan ada contoh. Menurutnya, amal, perbuatan, atauibadah walaupun kita kerjakan sebaik mungkin dengan niat ikhlas tetapi tata caranya tidak sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits berarti amal tersebut akan tertolak.
Dia mengambil dalil berdasarkan hadits shaheh, yang artinya, barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak didasari perintah Nabi Muhammad maka amalan itu ditolak.
“Jadi bukan sekadar kita mengerjakan amal. Ikhlas tapi gak ada contoh maka amalnya tertolak. Ada contoh tapi gak ikhlas sama saja. Itu yang kita evaluasi,” ujarnya.
Menurut dia, evaluasi yaumiah (harian) dapat diterapkan dengan beristighfar setiap hari setelah shalat lima waktu. Adapun cara lain evaluasi seperti yang dilakukan oleh Sayyidina Umar bin Khattab: setiap akan menuju pembaringan, akan tidur, Umar tidak segera tidur.
“Beliau termenung sejenak sebelum tidur, memikirkan apa yang telah ia kerjakan seharian, apa yang ia omongkan, apa yang telah ia kerjakan seharian. Semua yang dilakukan akan teringat di saat ia akan tidur,” paparnya.
Bukan Muhasabah tapi Main HP
Sementara itu, Ustadz Hamid mengaku, di zaman sekarang, sebelum tidur, ia mengecek HP dan ketika membuka WhatsApp group selalu ada percakapan dalam waktu 24 jam. Ia tertawa dan mengatakan. “Kalau menuruti untuk memegang HP terus-menerus maka ia tidak segera tidur.”
“Saya punya grup itu kadang 24 jam ada saja pesan masuk. Ono ae, kapan turune?” ceritanya dengan tertawa.
Dia mengatakan, cara muhasabah diri dapat dilakukan dengan memikirkan perbuatan kita sebelum tidur. Ustadz Hamid mengingatkan bahwa tidur adalah isyarat kematian kecil.
Ada lagi muhasabah yang bisa dilakukan, seperti bertanya kepada alam atau orang lain tentang diri kita, meskipun hal tersebut susah untuk dilakukan. “Misalnya ketika ada agenda ngopi, kemudian ada teman kita yang memberi kritik bahwa banyak kekurangan dalam diri kita, maka kritik yang disampaikan oleh orang lain tersebut susah untuk kita terima,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 3: Potensi Riya dan Sum’ah