PWMU.CO – Dialog pendidikan SMP Muhammadiyah 14 Paciran Lamongan dengan pembicara utama Ustadz Hamim al-Jufry ST, Wakil Ketua PCIM Australia berjalan gayeng selama dua jam, Selasa (8/2/2022).
Acara yang diselenggarakan SMP Muhammadiyah 14 Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan lewat zoom meeting pukul 10.00 WIB atau pukul 12.00 waktu Australia. Mengambil tema Pendidikan Berkemajuan dan Mencerahkan.
Menghadirkan dua pembicara. Pertama, Ustadz Hamim Al-Jufry ST, Wakil Ketua PCIM Australia. Kedua, Ali Efendi SPd MPd, Kepala SMPM Jipat Paciran. Moderator Akbar Al-Mubasyir, mahasiswa STAI Muhammadiyah Paciran.
Dialog pendidikan diikuti 144 murid kelas IX dan guru SMPM Jipat, sebutan SMPM 14 Paciran, serta wali murid. Tujuan acara memberikan motivasi kepada murid agar semangat menuntut ilmu dan menyambung silaturrahim dengan alumni Pondok Pesantren Karangasem Paciran.
Ustadz Hamim Al-Jufry ST alumnus pondok angkatan 1987 berbagi pengalaman selama tinggal di Australia bersama keluarga. Dia bercerita selama tiga tahun menjadi santri di Pesantren Karangasem Paciran yang diasuh langsung oleh Yi Man, panggilan KH Abdurrahman Syamsuri.
”Alhamdulillah, sangat bersyukur bisa silaturrahim dengan Ustadz Ali Efendi, teman saya sekelas setelah 35 tahun berpisah. Saya berbahagia mendapatkan kesempatan untuk belajar di Pesantren Karangasem. Banyak hal yang bisa saya pelajari, seperti kemandirian, sabar, istiqamah, wara’, setia kawan, tolerasi, percaya diri, jujur dan budaya baik lainnya,” kata pria asli Laren Lamongan.
Dalam paparannya Ustadz Hamim Al-Jufry membagi konsep pendidikan berkemajuan, pertama, pendidikan yang berbasis akhlak yang terpuji atau budi pekerti yang luhur.
Dia mencotohkan untuk mulai sesuatu yang sederha dan mendasar, seperti diajari cinta kepada orangtua, hormat kepada guru, angkat tangan izin untuk bertanya, berkata jujur sekalipun melakukan kesalahan, dan perilaku-perilaku baik lainnya.
Kedua, pendidikan yang berwawasan global. Karena dalam dunia global batas-batas wilayah negara telah hilang secara virtual.
”Seseorang tidak hanya menjadi warga negara, tetapi telah menjadi masyarakat dunia. Maka saatnya peserta didik untuk ikut ambil bagian untuk berkreasi dengan sebaik-baiknya atau berkontribusi yang positif agar diketaui oleh masyarakat dunia,” ujarnya.
Ketiga, spesifikasi pendidikan yang jelas menuju profesionalisme. Untuk berkreasi dengan baik, seseorang harus memiliki kemampuan sesuai dengan bidang yang dimiliki.
”Dengan jalur pendidikan, maka akan memperoleh bimbingan yang terarah sesuai dengan kualifikasi yang diambil. Proses demikian, pasti dalam bekerja akan profesional,” katanya.
Dalam sesi tanya jawab, Varda Syakura kelas IX asal Paciran bertanya, ”Modal apa yang harus disiapkan menjadi untuk menjadi warganet yang baik dan tidak terjebak pada hal yang negatif?”
Hamim Al-Jufry ST menjawab, ”Saat adik-adik sebagai santri masih aman, tetapi kalau di luar pondok harus hati-hati dengan makhluk yang namanya gadget. Harus arif dan bijaksana dalam menggunakan, terutama pada saat ber-sosmed.”
Hati-hati dalam memilih kawan, sambungnya, salah pilih dapat merusak akhlak dan perilaku. Maka pegang teguh nilai-nilai kepesantrenan yang telah diajarkan Pak Kiai dan ustadz/ustadzah. (*)
Penulis Ali Efendi Editor Sugeng Purwanto