PWMU.CO– Tiga kunci sukses yang sesungguhnya bagi orang iman adalah ketika di akhirat menjadi penghuni surga. Hal itu disampaikan penceramah Syamsul Arif SPd dari Mojosari Mojokerto saat mengisi Kajian Ahad Pagi PCM Wringinanom Gresik di halaman SD Muhammadiyah 1, Ahad (13/2/2022).
Kemudian dia mengutip firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 185. ”Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan.”
Dia menambahkan, secara umum orang mengukur kesuksesan itu hanya dari sudut pandang dunia. Seperti ketika punya pekerjaan yang mapan bahkan ketika bisa membuat orang lain bahagia.
Syamsul menjelaskan, ada tiga kunci sukses yang harus dilakukan agar tidak menjadi orang yang rugi berdasarkan firman Allah surat Fatir ayat 29.
”Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (al-Quran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.”
Pertama, senantiasa membaca al-Quran
Kemuliaan akan didapat ketika membaca al-Quran, karena mendengar saja akan mendapat rahmat Allah. ”Makanya kalau sedang dibacakan al-Quran jangan ramai sendiri,” tuturnya.
Lantas dia menyebutkan firman Allah dalam surat al-Araf: 204, ”Apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
Juga hadits Nabi, ”Siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)
”Ada yang sudah baca Quran pagi ini? Kalau belum, habis ini pulang ke rumah jangan lupa membaca al- Quran,” pintanya.
Syamsul mengingatkan, jangan berhenti hanya membaca tapi dipraktikkan karena al-Quran hudan linnaasi wa bayyinatin minal huda.
”Yuk, sampek tuwek ngene sampean kok gak gawe jilbab? Belum dapat hidayah, katanya,” candanya. menirukan.
Kedua, mendirikan shalat
Ada lima waktu shalat yang harus dikerjakan dalam sehari semalam. Yang membedakan orang iman dan kafir adalah shalat. ”Perjanjian yang ada di antara kita dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya berarti kafir.” (HR Nasai)
Selain lima waktu yang wajib, shalat sunnah juga harus dikerjakan. Dia mengkritisi tentang definisi sunnah yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. ”Mestinya definisi sunnah itu adalah untung jika dikerjakan, dan rugi jika ditinggalkan,” jelasnya.
Kemudian dia menyebutkan perintah shalat tahajud dalam surat al-Isra ayat 79. ”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
Juga sabda Rasulullah yang diriwayatkan Imam Muslim, dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia seisinya. ”Inilah pentingnya kita ngaji, ibarat HP, iman juga perlu di-charge agar giat lagi ibadah,” tegasnya.
Ketiga, gemar berinfak
Syamsul menjelaskan, perbedaan matematika dunia dan akhirat. Matematika dunia, uang ketika diinfakkan akan berkurang. ”Lain dengan matematika akhirat, justru uang yang kita infakkan akan dilipatgandakan menjadi 700 kali,” tuturnya.
Dia mengutip firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 261, ”Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
”Apakah tidak sayang dengan harta kita yang dicari setiap hari, dari berangkat gelap pulang gelap?” kata dia. ”Jika ingin harta menemani kita di kubur, titipkan di masjid, anak yatim, fakir miskin,” tambahnya.
Di akhir kajian Syamsul membacakan surat at-Taubah ayat 24. ”Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.”
”Islam bukan hanya mengucapkan syahadat, tapi harus dibuktikan,” pungkasnya menjelaskan tiga kunci sukses menuju surga. (*)
Penulis Heri Siswanto Editor Sugeng Purwanto