PWMU.CO– Mengasah ketajaman spiritual keberagamaan menjadi topik bahasan Ngaji Reboan yang diisi oleh Dr Mahsun Jayadi, Direktur Ma’had Umar bin Khattab UMSurabaya.
Pengajian kali ini berlangsung di Masjid al-Ikhlas Rungkut Tengah VI/1 dihadiri oleh warga Muhammadiyah Surabaya.
Mahsun Jayadi mengatakan, ketajaman nilai-nilai spiritual keberagamaan mengarah kepada kelembutan hati dan jiwa. ”Kelembutan hati dan jiwa adalah salah satu nilai tinggi dari akhlakul karimah,” kata dosen di UMSurabaya ini.
Menurut dia, berbagai bentuk ibadah yang telah kita lakukan mengajarkan kita tentang cara mengekang dan mengendalikan hawa nafsu, menghindari perkataan yang jorok, menyinggung perasaan dan menyakiti orang lain.
”Juga berbagai pelatihan atau riyadhoh agar kita membiasakan hidup disiplin dan kejujuran serta menghilangkan dari sifat kepura-puraan, kemunafikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sandaran teologis mengasah ketajaman spiritual beragama antara lain
Firman Allah swt dalam surat al-Jumuah: 2.
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ
Dialah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Juga firman Allah dalam surat al-Baqarah: 151
كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ
Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Allah swt mengingatkan kita dengan firmannya
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imron : 159).
Dalam satu riwayat juga dijelaskan
عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ ,رواه البخاري
Dari Aisyah ra berkata Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal. (Hadits Riwayat Bukhari No. 6024)
Dalam hadits lain juga dijelaskan
عَنْ جَرِيرٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ
Dari Jarir bahwa Nabi saw bersabda, barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan. (Hadits Riwayat Muslim No. 2592)
Dia menyampaikan, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pribadi yang saleh dan adil. Sosoknya menjadi panutan hingga saat ini. ”Kata mutiara Ali bin Abi Thalib tentang kehidupan bisa memberi sedikit gambaran tentang nilai-nilai spiritualitasnya. Ungkapan-ungkapannya tentang kehidupan memberi pelajaran bermakna bagi semua orang,” ujarnya.
Fatwa-fatwa ringkas sahabat Ali tentang kehidupan bisa dijadikan motivasi untuk menjalani hidup di dunia. Antara lain
- Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu. Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya.
- Kemarahan dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan. Kesalahan terburuk kita, adalah ketertarikan kita pada kesalahan orang lain.
- Kejujuran adalah hal paling berharga. Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta dan rasa hormat.
- Kenali kebenaran, maka kamu akan tahu orang-orang yang benar. Kebenaran Tidak diukur oleh orang-orangnya, tetapi manusia diukur oleh kebenaran. Jangan pernah membuat keputusan dalam kemarahan dan jangan pernah membuat janji dalam kebahagiaan.
- Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya.
- Jadilah orang yang dermawan tapi jangan menjadi pemboros. Jadilah orang yang hidup sederhana, tetapi jangan menjadi orang yang kikir.
Penulis Jahja Sholahuddin Editor Sugeng Purwanto