PWMU.CO – Sabetan golok tangkisan toya pesilat Tapak Suci Smamda Sidoarjo yang berdenting keras dalam kilatan cahaya membuat penonton berteriak kaget dan berdecak kagum. Dalam suasana temaram permainan jurus dan senjata dalam pertarungan pesilat makin seru.
Itulah penampilan Tapak Suci SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo pada pembukaan Cabang Ranting Muhammadiyah Award dan Expo IV di Aula Masjid Al-Manar Sepanjang Sidoarjo, Sabtu (19/2/2022).
Aula di lantai 2 disulap jadi studio sehingga acara pembukaan berlangsung spektakuler, seru, dan meriah dengan sorot lampu dan pertunjukan yang bagus. Ekspo ini digelar offline dan online.
Pembina perguruan Tapak Suci Smamda Sidoarjo Zainal Arifin menjelaskan, tampil di panggung beda dengan suasana lomba. Kalau saat lomba cahaya ruang terang benderang, baik dengan lampu atau cahaya matahari.
Namun saat acara pembukaan expo ini suasana panggung lebih mirip untuk pertunjukan. Lampu warna-warni menyorot berkelebat bergonta ganti sehingga suasana terlihat temaram. Kurang cahaya karena gonta-ganti sorot lampu warna-warni. Apalagi ada sisa asap dari dry ice.
”Walau kondisi tidak terang benderang, anak-anak tetap tampil 100 persen, tak mengurangi sedikitpun gerakan jurusnya,” katanya.
Sabetan golok, tusukan, kibasan bantingan berlangsung seru dalam pertunjukan itu. Suara sabetan golok beradu dengan toya terdengar sangat keras.
Bantingan, salto, sapuan, berlangsung tanpa henti. Saling serang, saling hindar. Suasana lampu yang kadang merah kadang hijau, ganti kuning berubah ungu tak mengubah suasana. Pertarungan tak kenal ampun hingga selesai. Tepuk tangan pun bergemuruh.
Dua Tampilan
Acara pembukaan Cabang Ranting Muhammadiyah Award dan Expo IV banyak para kru media, MC, dan para pengisi acara hadir di studio. Termasuk SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo hadir sebagai pengisi pra acara.
”Kita diminta untuk mengisi menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya, serta atraksi Tapak Suci,” tutur Joeliarto Joedi Wahjono, pendamping paduan suara.
Pria yang akrab disapa Papa Yudi ini membawa 19 anak dan 1 orang pemain piano dari paduan suara Smamda Voice. Seharusnya tim yang tampil sebanyak 21 orang, namun karena ada yang sakit jadi tinggal 19 anak.
”Awalnya yang sakit sembilan orang, namun alhamdulillah saat mau geladi bersih hanya dua yang masih sakit,” tambah pembina Smamda Voice.
Permintaan untuk tampilan paduan suara dan Tapak Suci sekitar setengah bulan sebelumnya. Walaupun yang dinyanyikan adalah lagu yang sering dibawakan saat acara Muhammadiyah, tapi latihan harus tetap dilakukan. Mengingat adanya variasi suara serta suara pecah pada lagu Sang Surya, maka harus latihan rutin.
”Hampir saja kita tampil 12 orang, karena H-5 masih 9 orang yang sakit. Untuk H-1 yang sakit tinggal 2 orang sehingga kita bisa tampil 19 orang,” lanjut koordinator ekskul Smamda ini.
Penampilan Smamda Voice memukau, semangat, dan percaya diri. ”Ini bagian dari tim yang ikut lomba UM virtual. Smamda Voice mendapatkan dua medali emas di ajang UM virtual,” tutur guru seni budaya.
Bongkar Pasang Tim Tapak Suci
Berbeda lagi dengan tampilan Tapak Suci Smamda. Kondisi pandemi yang sedang naik juga berimbas kepada Tapak Suci Smamda. Sudah disiapkan tim pemenang dalam Jakarta Pencak Silat Championship 2021 peraih medali emas seni ganda. ”Ternyata pemainnya ada yang kena tipus dan satunya isoman sehingga tidak bisa tampil,” terang Zainal Arifin, pembina Perguruan Tapak Suci Smamda.
Persiapan sudah matang, sudah latihan dengan serius karena menyesuaikan waktu yang diberikan panitia. Namun saat hendak geladi bersih para pemain bergantian demam. ”Akhirnya kita coba seni tunggal bermain golok dan toya. Ini dipilih dengan harapan saat hari H seni ganda tetap bisa tampil,” lanjut bagian tata usaha Smamda.
”Alhamdulillah, saat hari H pemain seni ganda sudah sembuh dan bisa tampil. Tampilan Tapak Suci akhirnya digabungkan antara seni tunggal dan ganda,” jelasnya.
Pertama tampil tunggal bermain golok lalu tampilan ganda tangan kosong. Setelah itu tampil tunggal main toya, disusul main ganda bersejata golok dan toya. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto