PWMU.CO – Terapi ketuk jari menjadi salah satu tips menenangkan diri dalam Trauma Healing dan Asesmen yang digelar Aisyiyah Trenggalek, Senin (28/2/22).
Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Trenggalek adakan Asesmen dan Trauma Healing anak bersama orangtua penyintas Covid-19. Mereka adalah ibu dan anak yang kehilangan ayah karena Covid-19. Kegatan tersebut merupakan program kerja dan juga memperingati Milad Aisyiyah ke 108 di SD Muhammadiyah 1 Trenggalek.
Dimulai pukul 08.30 sampai 11.15, kegiatan tersebut dihadiri Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Trenggalek yang diwakilkan kepada Dra Siti Aisyah. Dalam sambutannya, Siti Aisyah mengatakan, Aisyiyah sebagai progres perempuan Muhammadiyah ikut memberikan solusi atas keadaan masyarakat.
“Caranya dengan bersinergi dan berkolaborasi dengan pihak-pihak yang terkait, untuk menyukseskan kegiatan Aisyiyah dalam pelayanan masyarakat. Hal ini pun kita tidak berjalan sendiri, bekerja sama dengan Lazismu, kemudian juga dari dinas sosial, juga dari UNICEF,” ujarnya.
Kegiatan asesmen, kata dia, sebagai langkah awal kita untuk memberikan semacam pelayanan kepada para penyintas Covid ini. “Setelah asesmen ini, kita akan memberikan solusi dari masalahnya yang dialami oleh keluarga-keluarga mereka. Yang jelas nanti ada kerja sama, baik dengan Muhammadiyah, Aisyiyah, PCA terdekat, Lazismu, dan dinsos yang ikut mendukung, sehingga bisa diberdayakan,” paparnya.
Sabar Menerima Musibah
Sementara dalam kajian singkatnya, Hj Anawiyah, Majelis Tabligh PDA Trenggalek berbagi pengalaman, nasehat, dan bimbingan rohani untuk peserta kegiatan. “Kita senasib Pak, Buk, sama-sama kehilangan orang yang kita cintai, yaitu bapaknya anak-anak. Kita harus sabar dalam menerima musibah itu,” tuturnya.
Hj Anawiyah melanjutkan, kita hendaknya sudah yakin dan percaya apapun kejadian dari Allah. “Lek awak e dewe terus-terusan susah, menangisi, meratapi, bagaimana nasib anak-anak yang harus diopeni? Segera bangkit, segera sadar, segera berbuat sesuatu dan jangan lama-lama kita bersedih,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Nurmaliah Sa’anin menuturkan, kegiatan tersebut diikuti 15 orang usia anak sampai remaja bersama orangtua atau wali, yang terdampak Covid-19 se-Kabupaten Trenggalek.
“Ini yang menginisisasi adalah Majelis Kesejahteraan Sosial, di dalamnya ada Balai Kesejahteraan Sosial Aisyiyah, itu nanti yang melakukan kegiatan ini,” jelas Bu Anin, sapaannya, yang juga ketua panitia dan anggota Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Aisyiyah.
Penggalian informasi atau asesmen, lanjut dia, berisi tentang identitas anak dan orangtua, seperti kebutuhan sosial anak dan orangtua, identitas rumah, pekerjaan orangtua, kebutuhan listrik, status rumah apakah kontrak, sewa, atau pribadi. Semuanya berupa lembaran dan didata oleh anggota PDA Trenggalek dengan wawancara sebelum pembukaan.
“Asesmen ini dilakukan untuk anak sekaligus orangtua atau wali. Kita melakukan verifikasi dan validasi (verval), dari anak dan orangtua. Jadi, anak juga diasesmen, termasuk orangtua,” paparnya.
Terapi Ketuk Jari
Dwi Baroroh Baridah SPsi, Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek, memberi penjelasan terkait trauma healing. “Trauma Healing merupakan kegiatan penyembuhan setelah trauma. Trauma wajar dialami 7 hari-14 hari, namun jika lebih dari itu, maka harus ditindaklanjuti lebih lanjut,” ujar tenaga terlatih perihal psikologi yang tergabung di Pusat Pembelajaran Keluarga tersebut.
Lebih lanjut, Bu Idah, sapaan Dwi Baroroh Baridah mempraktikkan tips untuk menenangkan diri apabila sedang mengalami gangguan emosi. Pertama, dengan menenangkan diri sejenak, mengambil nafas tahan 10 detik, lalu hembuskan melalui mulut.
“Terapi ketuk dengan jari juga dapat merilekskan tubuh, yaitu mengetuk dahi tengah, diantara alis dengan dua jari, mengetuk pelipis kanan dan kiri, dan mengepuk telinga dengan pelan. Semua itu dilakukan dengan irama yang disesuaikan kebutuhan,” ungkapnya.
Trauma healing sesi kedua dilaksanakan bersama anak -anak yang terdampak Covid-19. Kegiatan trauma healing pada anak dilaksanakan dengan berkenalan sesama, baris berbaris dengan mengurutkan nama berdasarkan abjad, bercerita tentang cita-cita mereka.
Selain itu, ada juga bingkisan dari Unicef seperti pensil warna dan plastisin yang dapat digunakan anak-anak untuk bermain dengan senang. “Kegiatan trauma healing bagi anak covid yg diinisiasi Aisyiyah dan kerja sama dengan Dinas Sosial Trenggalek, memang baru pertama kali dilakukan bersama wali dan praktik langsung bersama mereka,” ungkap Dwi Baroroh Baridah.
Penulis Candra Dwi Aprida. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.