PWMU.CO– Berkat ejekan teman-temannya menjadikan Safira Laili Aunilah meraih juara. Siswa tahun terakhir di SMP Muhammadiyah 14 Pondok Pesantren Karangasem Paciran itu berhasil mewujudkan impiannya meraih juara pidato Bahasa Arab.
Nilah, sapaan akrab Safira Laili Aunilah, mengikuti lomba yang diadakan oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muhammadiyah 1 Babat Lamongan. Pesertanya se wilayah eks Karesidenan Bojonegoro. Dia membawa pulang piala juara 3.
Hari Sabtu (26/2/2022) lalu ditemani guru BK dan pembimbingnya menuju Babat. Selama perjalanan satu jam itu dia berlatih dengan membaca teks pidato.
Tiba di lokasi perlombaan, semua peserta lomba pidato Bahasa Arab mengambil nomor untuk tampil ke depan. Nilah mendapat nomor 32 dari 34 peserta.
Mendapat nomor tampil belakangan dia bisa melihat penampilan peserta lainnya. Belajar dari penampilan peserta terdahulu, dia bisa membangun kepercayaan diri dan mengekspresikan gaya.
”Mendapat urutan 32 ada enaknya, ada engganya. Gak enak soalnya udah lihat peserta lain yang bagus banget jadi minder. Bahkan ada juga yang satu sekolah bawa 10 siswa ikut lomba. Aku sendirian. Tapi enaknya bisa lebih bebas tampilnya,” ucapnya dengan tersenyum malu-malu.
Saat berada di panggung, sesekali ia menatap juri dan dilihatnya juri tersenyum dan mengangguk kepadanya. Dari situ, ia sangat yakin akan membawa pulang juara. Harapannya tak sia-sia setelah pengumuman juara.
Jawaban Ejekan
Nilah menuturkan juara ini menjadi jawaban atas ejekan teman-temannya di SMP Muhammadiyah 14 Paciran yang mengatakan banyak ikut lomba tak pernah menang. Teman-temannya meremehkannya kemampuannya. Mendengar ejekan itu dia sempat putus asa. Tapi berkat ejekan itu dia juga bersemangat mencoba lagi hingga merebut lomba.
Dia berlatih sendiri di depan kaca di gudang sekolah sewaktu ada jam kosong. Menurutnya, ini cara efektif karena dari kaca itu bisa mengetahui ekspresi dan kekurangan dalam penampilannya.
”Untung ada kaca di gudang. Jadi kesempatan dipakai latihan biar tahu kurangnya. Dari ekspresinya, atau gayanya kan bisa dikoreksi sendiri dulu. Kalau udah lebih bagus dan siap baru latihan di depan pembimbing,” ungkapnya.
Nilah adalah cucu dari pendiri Ponpes Karangasem Paciran, KH Abdurrahman Syamsuri atau dikenal dengan Yi Man. Ia ingin melanjutkan pendidikandi Ponpes Karangasem sampai SMA.
Dia akan mendaftar gelombang dua yang dibuka Juli mendatang. ”Saya sekarang udah mantap lanjut sekolah di sini,” tegasnya. (*)
Penulis Zulfatus Salima Editor Sugeng Purwanto