
PWMU. CO – Isra Mikraj fenomena pergerakan dan sangat dinamis, bukan sekadar aktivitas statis. Selain itu peristiwa Isra Mikraj harus membentuk pribadi yang membangun peradaban dengan keyakinan.
Hal tersebut disampaikan Ustadz Dr Eko Asmanto MA pada Peringatan Isra Mikraj yang digelar SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi), Rabu (2/3/2022).
Kegiatan ini mengangkat tema Meningkatkan Iman dan Taqwa Generasi Milenial serta Menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai Teladan Utama dan bertempat di aula Miosi.
Di awal pemaparannya, Ustadz Eko menekankan pentingnya adab dalam sebuah majelis, “Adab dalam sebuah majelis adalah diam ketika gurunya menjelaskan. Adab harus lebih didahulu kan dari pada ilmu. Kalau bicara ketika guru menjelaskan, berarti mendahulukan ilmu daripada adab,” ujarnya.
Selanjutnya, Ustadz Eko menjelaskan terkait bulan Rajab yang merupakan bulan yang istimewa, karena pada bulan ini banyak peristiwa besar, salah satunya yaitu Isra dan Mi’raj. Saat itu Nabi Muhammad SAW menerima perintah sholat lima waktu.
“Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab pada masa kenabian Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, setiap tanggal 27 Rajab umat islam selalu memperingati Isra Mikraj. Selain sebagai bentuk syukur, juga untuk mengenang sejarah besar umat Islam,” jelasnya.
Selanjutnya, Ustadz Eko menjelaskan terkait al-Isra ayat 1 yang diawali dengan kata Subhaana yang diartikan Maha Suci.
“Tetapi yang pas itu bisa kita pakai arti Maha Penggerak atau Mahadinamis. Subhaana bisa juga berasal dari kata sabaha yang artinya berenang,” paparnya.\
Gerak Dinamis
Menurut Ustadz Eko, mashdar lainnya dari kata sabaha adalah tasbih, yang berarti gerak yang dinamis.
“Hakikat dari seluruh materi di alam semesta ini adalah bergerak, berotasi dan berevolusi. Salah tiga dari materi alam semesta adalah matahari, bumi, dan bulan. Bulan berevolusi pada bumi, bumi berevolusi pada matahari. Matahari berevolusi kepada pusat bima sakti, dan seterusnya,” jelasnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, pemuda adalah sosok yang dinamis dalam membangun peradaban sebuah gerakan. Pemuda harus punya mimpi, berangan-angan tentang suatu yang positif.
“Adik-adik hari ini harus punya mimpi, kalau hari ini anak-anak muda tidak punya mimpi maka tidak punya masa tua, pemuda harus bergerak terus mencapai mimpinya dengan penuh keyakinan,” tandasnya.
Ustadz Eko juga mengajak seluruh siswa-siswi Miosi untuk menjadikan spirit Isra Mikraj sebagai motivasi untuk menjadi pemuda yang punya keyakinan.
“Harus menjadi insan mulia yang bertakwa, yang senantiasa mensucikan hati, semangat menjadi pemimpin, menjadikan pemuda untuk takut dosa, dan menjadikan nabi Muhammad Saw sebagai teladan utama,” pesannya. (*)
Penulis Mahyuddin Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post