Jangan Futur, Berislam dengan Gembira
Dokter Agus menegaskan, kalau dipercaya jadi pemimpin, rawat dengan baik. Jalankan amanat dengan baik. “Bukan dianggap beban, tetapi itu ibadah dan jalan dakwah kita. Sekali jatuh sulit untuk bangkit. Syukur yang kita lakukan adalah ibadah,” tuturnya.
“Jika futur, tidak aktif, mau pamit dari perjuangan? Ki Bagus Hadikusumo menyampaikan kalau pamit dari perjuangan ya pamit sama Allah, kalau berani, karena ibadah lillah, niat karena Allah,” imbunya.
Agus juga mengajak berislam dengan gembira. ”Dakwah yang menggembirakan, jangan dipersulit. Gembirakan orang lain, jangan dibikin lari. Ini spirit bermuhammadiyah: pengajaran dan pembelajaran Islam agar mendapatkan kedamaian. Yang membutuhkan dibina dan dimajukan,” terangnya.
“Niatkan seluruh aktivitas dengan ikhlas lillah, wakaffabillahi syahida.
Penilai perjuangan kita ya Allah. Dihujat tidak sakit hati. Kritikan diterima. Beda pendapat pun ikhlas dengan ridha Allah. Dan Allah akan menolong umatnya yang ikhlas. Belajar dari sirah nabawiah ancaman pun dijalani dengan ikhlas,” ujarnya.
Jalankan Tertib Berorganisasi
Dokter Agus juga berpesan agar pimpinan dan warga Muhammadiyah mengelola persyarikatan dengan tertib. Sebab, menurutnya, Allah mencintai orang yang berjuang di dalam organisasi seperti jaringan yang tetata baik.
“Maka kalan dakwah terasa lebih indah,” ucapnya sambil mengutip Ali bin Abi Thalib yang mengatakan ‘Kebenaran yang tidak tetata rapi akan mudah dijatuhkan oleh kebatilan yang terorganisasi.’
“Maka sesuai dengan matan Muhammadiyah, tata kelola harus baik, catat dengan baik, tertib dan jujur. Menjaga aset persyarikatan harus dengan jujur dan tertib. Ada perencanaan yang jelas, juga berprinsip kolektif kolegial, satu dengan yang lain saling menguatkan. Musyawarahkan jika ada perbedaan pendapat, tidak saling membenci,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni