PWMU.CO – Jadikan shalat sebagai kebutuhan, bukan beban. Demikian hikmah Isra Mikraj yang disampaikan Ustadz Burhan Shodiq, Rabu (23/3/22).
Sebagai pembicara dalam Pengajian Virtual Peringatan Isra Mikraj SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta, Ustadz Burhan mengawali pembahasan tema dengan menceritakan kisah Rasulullah Muhammad SAW, dalam perjalanan Isra Mikraj.
“Yakni dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha bertemu Allah SWT. Di sana, Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu,” ujarnya.
Isra Mikraj, lanjut dia, adalah mukjizat dari Allah SWT yang diberikan kepada Rasulullah SAW pada sepuluh tahun setelah kenabian. “Peristiwa Isra Mikraj terjadi sebagai hiburan untuk Rasulullah SAW karena ditinggal dua orang yang disayangi, yakni sang istri Khadijah dan paman Abu Thalib,” terang Ustadz Burhan Shodiq.
Shalat Sebagai Kebutuhan
Mengapa dalam peristiwa Isra Mikraj tersebut, Rasulullah SAW justru mendapatkan syariat shalat? Hikmahnya adalah jikalau kita dalam posisi galau, gelisah, sedih, insecure, maka kita melaksanakan shalat. “Pertanyaan berikutnya, shalat berperan sebagai apa? Apakah sekadar menggugurkan kewajiban atau shalat menjadi kebutuhan?” tanyanya.
Menurutnya, Allah SWT akan selalu bersama kita, membersamai setiap kehidupan dan memberikan pertolongannya. “Jika kita sedih, suntuk, insecure maka kita mendirikan shalat agar bisa mendapatkan pencerahan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Burhan Shodiq mengajak kepada semua untuk tidak menjadikan shalat sebagai beban, melainkan kebutuhan. “Agar Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan kepada kita semua dalam setiap masalah kehidupan,” tuturnya.
Hikmah Isra Mikraj
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SMPM PK Kottabarat Surakarta Muhdiyatmoko, MPd mengajak kepada guru, karyawan, dan para siswa untuk mengambil hikmah dari peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut dikarenakan banyak pelajaran yang bisa dipetik dan diamalkan dari peristiwa bersejarah tersebut.
“Peristiwa Isra Mikraj merupakan peristiwa bersejarah yang mengandung dimensi keimanan untuk yakin, bahwa Allah SWT yang menghendaki peristiwa tersebut berlangsung. Dimensi kekuasaan bahwa kita mengakui kebesaran Allah SWT di atas segala-galanya,” papar Muhdiyatmoko dalam sambutannya.
Melalui perintah shalat, ungkapnya, terdapat pula dimensi hubungan dengan Allah SWT dan manusia. Kita diberi pelajaran untuk selalu disiplin, bersuci, beradab, dan mampu menjalin hubungan sesama manusia dengan penuh rasa penghargaan dan kasih sayang. “Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk shalat lima waktu, maka mari kita disiplin dalam melaksanakan shalat berjamaah,” pesannya.
Di sisi lain, Ketua Panitia Ustaz Muhammad Arif Wicagsono MPd menyampaikan bahwa, sebagai hari besar agama Islam, peristiwa Isra Mikraj selalu diperingati sekolah. “Karena sebagai wahana edukasi dan motivasi kepada para siswa, sehingga penguatan-penguatan karakter religius tetap terjaga,” paparnya.
Pengajian virtual memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1443 H SMPM PK Kottabarat Surakarta dilaksanakan secara daring. Selain diikuti para siswa melalui Zoom Meeting, juga ditayangkan secara langsung via YouTube PK TV.(*)
Penulis Aryanto. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.