PWMU.CO– Pengalaman pertama donor darah rasanya berbeda-beda. ”Lho kok mendadak nggliyeng ya,” tutur Edy anggota Kokam setelah dia usai mengikuti donor darah di Masjid Taqwa PCM Wiyung, Ahad (6/3/2022).
Dia memang belum pernah donor darah. Ini pengalaman pertama baginya. Meskipun sudah sarapan sebelumnya, ternyata pengambilan darah memengaruhi tubuhnya.
Petugas Unit Transfusi Darah PMI Kota Surabaya yang menangani donor darah meminta dia istirahat dengan rebahan dulu di velbed. Jangan langsung berdiri. ”Bisa jadi tekanan darah menurun atau kurang berat badan mempengaruhi kondisi badan pasca donor,” ujar petugas.
Acara donor darah berlangsung setelah kajian rutin Ahad pagi di Masjid at-Taqwa yang berlokasi di kompleks Perguruan Muhammadiyah Wiyung Jl. Mastrip Surabaya.
Donor darah ini sudah tiga kali di tempat ini. Hasil kerja bareng takmir Masjid at-Taqwa, PRM-PRA Jajartunggal, dan PMI.
”Alhamdulillah, baksos kali ini adalah yang ketiga. Jumlah pesertanya yang terdaftar sebanyak 73 orang,” kata Ketua Panitia Reza Abdul Majid.
Program ini mulai dilaksanakan sebelum pandemi tahun 2020. Ketika itu Dewan Masjid Indonesia (DMI) Surabaya menawari program baksos donor darah untuk memecahkan rekor MURI.
”Alhamdulillah, kala itu Masjid at-Taqwa masuk tiga besar dalam jumlah peserta se-Surabaya sehingga mendapat penghargaan dari DMI,” cerita Reza.
Ketua PRM Jajartunggal Russy Bramasta menambahkan, idealnya untuk donor darah bisa dilakukan setiap dua bulan sepuluh hari. ”Nah kita genapkan tiga bulan sekali. Jadi insyaallah kita agendakan kegiatan ini setiap tiga bulan sekali,” tuturnya.
Manfaat dari kegiatan ini, sambung dia, menyehatkan badan jamaah kita juga bisa membantu sesama yang memerlukan transfusi darah.
Sebelum pedonor diambil darahnya dilakukan pendataan dan pengecekan kesehatan seperti tensi darah dan suhu tubuh. Beberapa peserta ada yang gagal jadi pedonor.
Banyak sebab yang membuat gagalnya seseorang menjadi pendonor. Di antaranya tensi darah tinggi atau terlalu rendah. Berat badan kurang ideal. Ada riwayat penyakit menular. Juga yang baru berbekam dalam rentang tiga bulan sebelumnya, ditolak jadi peserta.
Edy, anggota Kokam tadi bersyukur hari itu bisa donor. Sebab program sebelumnya dia ditolak karena badan kurang sehat.
Pedonor menerima bingkisan sembako berupa minyak goreng dan mi instan donatur ditambah paket snack dan vitamin dari PMI. (*)
Penulis Ichsan Mahyudin Editor Sugeng Purwanto