TK Aisyiyah 36 PPI Akhirnya Jadi Sekolah Penggerak, laporan Anik Nur Asia Mas’ud, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI) Manyar, Gresik, terpilih menjadi sekolah penggerak. Setelah melalui beberapa seleksi, akhirnya TK ini ditetapkan dalam Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 0301/C/HK.00/2022 sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan II.
“Alhamdulillah atas berkah rahmat Allah SWT kami lolos seleksi program sekolah penggerak angkatan kedua,” ucap Rehayuni SAg, Kepala TK Aisyiyah 36 PPI, saat diwawancara PWMU.CO, Senin (7/3/2022).
Ia menceritakan, proses menajdi sekolah penggerak itu tidak mudah karena harus melalui tahapan-tahapan yang lumayan sulit. “Untuk proses seleksi program sekolah penggerak kami mengikuti dua kali seleksi, angkatan pertama dan angkatan kedua,” terangnya.
Ia menceritakan, pada perekrutan PSP angkatan I hanya sampai pada tahap praktik mengajar dan wawancara. Akhirnya mencoba lagi pada angkatan II, dan lolos sampai akhir tahapan.
Tes yang dilalui di antaranya pengisian esai, tes bakat skolastik (TBS), simulasi mengajar, dan wawancara.
“Tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti seleksi program sekolah penggerak hanya membekali diri dengan pengalaman program sekolah yang sudah berjalan,” ujarnya.
“Seperti program pengembangan sekolah, program pembinaan guru dan karyawan beserta hambatan, dan solusi permasalahan,” tambahnya.
Profil Pelajar Pancasila
Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan profil pelajar Pancasila, yang mendasari adanya sekolah penggerak. Untuk menjawab tantangan abad 21 dan era revolusi industri 4.0, bagaimana nanti pelajar Indonesia, kelulusannya nanti akan menjadi apa, dan seterusnya.
“Kami juga ingin nantinya anak didik kami tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mandiri, berkarakter dan kreatif,” harapnya.
Dia menegaskan, sebagai tindak lanjut, terlebih dahulu harus mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas secara keseluruhan untuk mengikuti program-program yang akan kami terima sebagai sekolah penggerak.
Ibu tiga putri ini sempat melalui pengalaman yang mendebarkan saat melalui tes. “Saat tes mengajar dan wawancara, tertunda hampir satu jam karena terkendala jaringan,” katanya.
“Harapan saya dengan mengikuti program sekolah penggerak akan memberikan kontribusi positif untuk perkembangan pelayanan pendidikan di TK Aisyiyah 36 PPI khususnya, dan dapat mewujudkan visi pendidikan Indonesia pada umumnya,” harapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni