PWMU.CO– The Power of Ikhlas diulas oleh Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo Drs Muflich Hasyim MPd.
Ulasan itu disampaikan dalam Sarasehan Milad ke-46 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) bertempat di Aula Utama AR Fachruddin, Sabtu (5/3/2022).
Muflich Hasyim mengatakan, guru di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah seperti Smamda Sidoarjo harus ikhlas .
”Kita harus meletakkan dasar berorganisasi dan bekerja dasarnya adalah ikhlas, bukan mengejar jabatan. Jika tidak ada sifat itu bisa hilang sebuah lembaga,” tegas Muflich.
Dia menyebut, ikhlas itu ketika meniatkan seluruh ibadah hanya untuk Allah. ”Maka seharusnya, seorang guru tidak bangga akan pujian, dan tidak peduli dengan kecaman cacian,” katanya mantap.
Dalam hal hubungan sosial, misalnya, sifat ikhlas itu bisa ditunjukkan dengan tidak mengharapkan balasan, setelah kita dapat menolong sesama. ”Persoalannya adalah ketika sifat ini sudah tidak ada, maka hubungan antara manusia niscaya akan kering,” ujarnya.
Sebagai guru di sekolah Muhammadiyah, menurut Muflich, sifat ikhlas itu bisa diterapkan saat kita dalam kondisi yang sempit, namun kita tetap mampu bersedekah atau berbagai rezeki.
”Artinya, kita mengeluarkan uang untuk berbagi itu tidak menunggu kaya, namun harus tetap digerakkan hati ini untuk bersedekah. Ketika perilaku tersebut sudah ada dalam diri kita, maka secara tidak langsung kita mampu menyingkirkan ego masing-masing,” ungkapnya.
Menurut dia, sikap seperti ini jika berlangsung terus menenrus dan menjadi sebuah kultur atau tradisi dalam beramal usaha, maka kita tidak akan menemui konflik. ”Semua saling mengalah dan saling menghargai satu dengan yang lain,” papar mantan kepala sekolah berprestasi tingkat Jatim tahun 2013.
Terakhir, bagi mantan instruktur kepala sekolah tahun 2015 itu, sebagai guru Muhammadiyah harus ikhlas diwujudkan dengan sebuah senyuman.
”Ya, kita mampu tersenyum ketika melihat orang bahagia, meski kita sedang berduka. Maka jangan iri jika kita melihat rekan kita kariernya melesat jauh. Jadikan itu sebagai sarana untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan,” jelas dia tentang the power of ikhlas. (*)
Penulis Siti Agustini Editor Sugeng Purwanto