PWMU.CO– 25 pesilat SD Muhammadiyah 2 (SD Muda) Peneleh Surabaya memborong medali Sport and Art Competition (SAC) Kejuaraan Pencak Silat Tapak Suci tingkat pelajar se Jawa Timur.
Kompetisi berlangsung di Lenmarc Mall Surabaya Sabtu-Ahad (5-6/3/2022). Prestasi ini membuat nama sekolah terangkat setelah pandemi Covid-19 selama dua tahun tidak ada perhelatan Tapak Suci.
”Alhamdulillah, dari 25 pesilat yang kami kirim ikut ajang ini semuanya berhasil menyabet medali,” kata koordinator ekstrakurikuler SD Muda Muhammad Jamaluddin.
Rincian medali yang diperoleh 8 medali emas, 6 perak, dan 11 perunggu. ”Ini hadiah istimewa karena pertama diperoleh saat pendemi masih berlangsung,” tambahnya.
Bibit-bibit baru pesilat bermunculan. Hampir semua yang memperoleh medali adalah para pemain baru yang juga baru pertama kali mengikuti ekstrakurikuler Tapak Suci di sekolah.
Semangat siswa dapat dukungan penuh dari orangtua dan sekolah. Persiapan bertanding dengan latihan rutin sepulang sekolah di sore hari.
”Aku akan menang. Kata ibu, aku harus semangat dan rajin berlatih agar jadi juara,” ujar Ifal, siswa kelas 1 yang saat latihan selalu bersemangat juara.
Latihan berlangsung tiga pekan bersama pelatih Kak Syaiful. ”Kunci sukses dalam kejuaraan adalah menerapkan jadwal berlatih dengan sungguh-sungguh, memotivasi diri agar fokus dan percaya pada kemampuan diri, selalu rendah hati, bersikap baik sebelum, selama, dan setelah perlombaan,” kata Kak Syaiful.
”Jangan lupa juga berdoa. Karena Allah Yang Maha Menentukan,” tambahnya.
Nail Ammar Ausaf, siswa kelas 2 yang mendapat medali emas mengatakan, sangat senang sekali ikut Tapak Suci. Meskipun baru pertama kali bertanding sudah dapat kalung medali. ”Ibu sama ayah sangat bangga,” katanya.
Tiga pesilat senior dari kelas 5 dan 6 yang perolehan medali emas di SAC ini adalah Daiyan Dzakiyy, Annisa Megahanum, dan Yessi Martha. Ketiga juga bergembira bisa mempersembahkan emas.
Kepala SD Muda Ustadzah Choirotur Rosyidah mengikuti kegiatan Tapak Suci bersama kepala sekolah SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah se-Surabaya.
Latihan ini agar kepala sekolah mengenal ortom Tapak Suci seperti halnya mengenal HW (Hizbul Wathan). Jangan sampai terjadi sekolah Muhammadiyah ekstra kurikuler silatnya bukan Tapak Suci. (*)
Penulis Indira Yunia Elvi Editor Sugeng Purwanto