Hukum Jual Beli Online, Ini Hadits-haditsnya oleh Zainuddin MZ Direktur Markaz Turats Nabawi Pusat Studi Hadits
PWMU.CO – Sejak pandemi Covid-19 perilaku jual beli online meningkat tajam lantaran dinilai lebih aman dan memiliki pilihan yang beragam. Masyarakat juga lebih leluasa memilih barang apa yang ingin dibeli, tidak hanya dari produsen dalam negeri melainkan juga luar negeri.
Selain karena cara transaksinya yang mudah, dalam jual beli online justru sering kali menawarkan berbagai promo yang tentunya menarik minat masyarakat. Dengan hanya menggunakan media digital, seseorang dapat dengan mudah membeli dan mencari kebutuhannya.
Tiga Pertanyan Akademik
Permasalahan akademiknya, bagaimana Islam menjawab tantangan zaman sehingga dapat memaparkan jawaban terhadap berbagai pertanyaan masyarakat berikut ini:
Pertama, bagaimana hukumnya bisnis online yang semuanya ditransaksikan secara internet. Tidak langsung barangnya dihadirkan ke calon pembeli.
Kedua, kadang pembeli menerima barangnya tidak sesuai gambar. Bagaimana hukum perdagangan seperti itu?
Ketiga, dalam bisnis online juga ada pihak yang hanya menjual gambar. Sedangkan barangnya dikirim oleh pihak lain. Bagaimana hukumnya?
Hukum Jual Beli Online
Jual beli online adalah transaksi yang dilakukan oleh dua belah pihak tanpa bertemu langsung. Untuk melakukan negosiasi dan transaksi jual beli dilakukan melalui alat komunikasi seperti chat, telepon, SMS, web ecommerce dan sebagainya.
Dalam bahasa hadits disebut jual beli salam atau salaf yang sering diterjemahkan dengan jual beli inden.
Berikut ditemukan dalil-dalil diperbolehkan jual beli inden yang dewasa ini serupa dengan jual beli online.
Hadits Ibnu Abbas RA
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ السَّلَفَ الْمَضْمُونَ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى قَدْ أَحَلَّهُ اللهُ فِي الْكِتَابِ وَأذِنَ فِيهِ، قَالَ اللهُ عزَّ وجل: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ}
Ibnu Abbas RA berkata: Aku bersaksi bahwa jual beli inden yang terjamin sampai batas waktu tertentu telah dihalalkan dan diijinkan Allah SWT dalam kitab-Nya, ‘Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian saling utang dalam waktu yang ditentukan, maka tulislah’ (al-Baqarah: 282) (HR Hakim: 3130; Baihaqi: 10864; Abdurrazaq: 14064; Ibnu Abi Syaibah: 22319.)
Hadits Aisyah RA
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: ابْتَاعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ رَجُلٍ مِنْ الْأَعْرَابِ جَزُورًا أَوْ جَزَائِرَ، بِوَسْقٍ مِنْ تَمْرِ الذَّخِرَةِ وَتَمْرُ الذَّخِرَةِ: الْعَجْوَةُ فَرَجَعَ بِهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَيْتِهِ وَالْتَمَسَ لَهُ التَّمْرَ فَلَمْ يَجِدْهُ, فَخَرَجَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ: يَا عَبْدَ اللهِ، إِنَّا قَدْ ابْتَعْنَا مِنْكَ جَزُورًا أَوْ جَزَائِرَ بِوَسْقٍ مِنْ تَمْرِ الذَّخِرَةِ، فَالْتَمَسْنَاهُ فَلَمْ نَجِدْهُ، قَالَ: فَقَالَ الْأَعْرَابِيُّ: وَاغَدْرَاهُ، قَالَتْ: فَنَهَمَهُ النَّاسُ وَقَالُوا: قَاتَلَكَ اللهُ، أَيَغْدِرُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَتْ: فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَعُوهُ، فَإِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالًا، ثُمَّ عَادَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ، إِنَّا ابْتَعْنَا مِنْكَ جَزَائِرَكَ، وَنَحْنُ نَظُنُّ أَنَّ عِنْدَنَا مَا سَمَّيْنَا لَكَ، فَالْتَمَسْنَاهُ فَلَمْ نَجِدْهُ, فَقَالَ الْأَعْرَابِيُّ: وَاغَدْرَاهُ، فَنَهَمَهُ النَّاسُ وَقَالُوا: قَاتَلَكَ اللهُ, أَيَغْدِرُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَعُوهُ، فَإِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالًا فَرَدَّدَ ذَلِكَ رَسُول اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا فَلَمَّا رَآهُ لَا يَفْقَهُ عَنْهُ قَالَ لِرَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِهِ: اذْهَبْ إِلَى خُوَيْلَةَ بِنْتِ حَكِيمِ بْنِ أُمَيَّةَ، فَقُلْ لَهَا: رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَكِ: إِنْ كَانَ عِنْدَكِ وَسْقٌ مِنْ تَمْرِ الذَّخِرَةِ فَأَسْلِفِينَاهُ حَتَّى نُؤَدِّيَهُ إِلَيْكِ إِنْ شَاءَ اللهُ, فَذَهَبَ إِلَيْهَا الرَّجُلُ، ثُمَّ رَجَعَ الرَّجُلُ فَقَالَ: قَالَتْ: نَعَمْ، هُوَ عِنْدِي يَا رَسُولَ اللهِ، فَابْعَثْ مَنْ يَقْبِضُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلرَّجُلِ: اذْهَبْ بِهِ، فَأَوْفِهِ الَّذِي لَهُ, قَالَ: فَذَهَبَ بِهِ فَأَوْفَاهُ الَّذِي لَهُ، قَالَتْ: فَمَرَّ الْأَعْرَابِيُّ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ جَالِسٌ فِي أَصْحَابِهِ فَقَالَ: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا، فَقَدْ أَوْفَيْتَ وَأَطْيَبْتَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُولَئِكَ خِيَارُ عِبَادِ اللهِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الْمُوفُونَ الْمُطِيبُونَ (1)
Aisyah RA berkata: Nabi SAW membeli beberapa unta milik orang asing dengan satu wasaq kurma Dakhirah (yaitu kurma ajwah). Lalu beliau membawanya pulang. Namun ketika di rumah beliau tidak mendapatkan kurma itu.
Lalu beliau keluar dan bersabda: Wahai Abdullah, tadinya aku membeli beberpa unta darimu dengan satu wasaq kurma ajwah, namun aku tidak mendapatinya.
Orang asing itu berkata: Ini penipuan. Lalu ia dicela umat: Semoga Allah membinasakan Anda, apakah Rasulullah menipu?
Nabi SAW bersabda: Biarkanlah, pemilik hak bebas bicara. Lalu Rasulullah SAWbersabda: Wahai Abdullah, tadinya aku hendak membeli beberapa untamu, kami kira masih memiliki kurma yang kami sebutkan, namun setelah kami cari ternyata kami tidak mendapatinya.
Lagi-lagi orang asing itu berkomentar, ini penghianatan. Dan umat pun mencelanya.Semoga Allah membinasakan Anda, apakah Rasulullah menipu?
Nabi SAW bersabda: Biarkanlah, pemilik hak bebas bicara. Begitulah terulang sampai dua atau tiga kali.
Ketika Nabi menyaksikan orang itu masih tidak memahami, maka beliau bersabda kepada salah seorang sahabat: Pergilah menuju Khuwailah binti Hakim bin Amaiyah, sampaikan pesanku, Rasulullah SAW bersabda padamu, sekiranya Anda memiliki satu wasaq kurma ajwah, tolong pinjami aku sehingga kami sauri (bayar) di kemudian hari, insyaallah.
Akhirnya seseorang pergi kepadanya. Katanya, Ya aku memiliki kurma itu, bawalah padanya. Lalu Nabi SAW bersabda: Bawalah dan tepatilah haknya. Lalu ia pun membawanya dan berikan pada orang asing itu.
Ketika orang asing itu melintasi Nabi SAW yang sedang duduk-duduk bersama para sahabat, ia berkata: Semoga Allah mengganjar pahala buat tuan dengan sebaik-baik balasan. Tuan telah menepati bahkan memberi lebih baik. Maka Rasulullah SAWbersabda: Merekalah sebaik-baik hamba di sisi Allah di hari kiamat, yakni orang-orang yang menepati janji dan membayar hutang yang lebih baik.
(HR Ahmad: 26355; Baihaqi: 10878; Abdurrazaq: 15358; Abad bin Humaid: 1499).
Hadits Abdullah bin Abi Rabi’ah RA
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ رضي الله عنه قَالَ: (اسْتَقْرَضَ مِنِّي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) (حِينَ غَزَا حُنَيْنًا أَرْبَعِينَ أَلْفًا, فَلَمَّا قَدِمَ قَضَانِي إِيَّاهُ, ثُمَّ قَالَ لِي: بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ, إِنَّمَا جَزَاءُ السَّلَفِ: الْوَفَاءُ, وَالْحَمْدُ)
Abdullah bin Abi Rabi’ah berkata: (Rasulullah pinjam padaku) (ketika perang Hunain empat puluh ribu. Ketika beliau pulang, beliau menyahuriku. Sabdanya: Semoga Allah memberkahimu pada keluarga dan hartamu. Kewajiban transaksi salaf adalah penepatan janji dan pujian).
HR Nasai: 4683; Ibnu Majah: 2424; Ahad: 16457.
Hadits Nafi’
وَعَنْ نَافِعٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ رضي الله عنهما اشْتَرَى رَاحِلَةً بِأَرْبَعَةِ أَبْعِرَةٍ مَضْمُونَةٍ عَلَيْهِ, يُوفِيهَا صَاحِبَهَا بِالرَّبَذَة
Nafi’ berkata: Ibnu Umar membeli kendaraan senilai empat unta yang terjamin, akhirnya ditepati oleh pembelinya dan diserahkannya di Rabadzah. (HR Malik: 1331; Baihaqi: 10311).
Pembayaran Nontunai
Jual beli online dikategorikan jual beli yang tidak tunai. Karena biasanya dalam sistem jual beli online ini, ketika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, baik penjual maupun pembeli, maka penjual meminta untuk dilakukan pembayaran, setelah itu barulah barang yang dipesan akan dikirimkan.
Ada juga yang menggunakan cash on delivery (COD). Yaitu metode pembayaran secara tunai dan langsung dari pembeli kepada kurir ketika pesanan diterima. Metode pembayaran cash on delivery ini menawarkan pengalaman berbelanja yang nyaman, aman dan mudah.
Agar dipahami, perkembangan teknologi yang semakin canggih, mudah, dan beragam membuat perubahan pada perilaku masyarakat terutama dalam kegiatan berbelanja. Pada saat ini, media sosial menjadi platform yang sangat digemari oleh masyarakat dikarenakan sangat mudahnya melakukan transaksi jual beli.
Kemudian pada aspek akad jual beli, yang menjadi tolok ukur hukumnya adalah substansinya, bukan bentuk lafalnya. Peralatan seperti telpon, media sosial dan sejenisnya hanyalah alternatif alat komunikasi yang makin lumrah digunakan.
Persyaratan Jual beli Online
Oleh karena jual beli ini tidak secara langsung, maka harus betul-betul jelas, disyaratkan dapat dilihat secara langsung oleh kedua belah pihak baik wujud, bentuk dan sifat-sifat yang melekat pada barang yang diperjual belikan.
Hal ini merupakan bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi penipuan dalam jual beli karena Rasulullah saw. melarang praktik tersebut.
Hadits Ibnu Abbas
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: (قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَالنَّاسُ يُسْلِفُونَ فِي الثَّمَرِ (وفي رواية: (وَهُمْ يُسْلِفُونَ فِي التَّمْرِ السَّنَتَيْنِ وَالثَّلَاثَ, فَنَهَاهُمْ وَقَالَ: مَنْ أَسْلَفَ سَلَفًا, فَلْيُسْلِفْ فِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ, وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ, إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ (
|Ibnu Abbas ra. berkata: (Ketika Nabi saw. sampai di Madinah, beliau menyaksikan umat jual beli inden pada kurma) Dalam riwayat lain: (mereka jual beli inden pada kurma dalam durasi dua atau tiga tahunan. Lalu beliau melarang. Sabdanya, yang jual beli inden supaya melakukan dalam takaran yang dimaklumi, timbangan yang dimaklumi, dan durasi waktu yang juga dimaklumi).
HR Bukhari: 2124, 2126; Muslim: 1604; Abu Dawud: 3463; Tirmidzi: 1311; Nasai: 4616; Ahmad: 1868.
Hadits Abdullah bin Abi Mujalid
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي الْمُجَالِدِ قَالَ: (اخْتَلَفَ عَبْدُ اللهِ بْنُ شَدَّادِ بْنِ الْهَادِ, وَأَبُو بُرْدَةَ فِي السَّلَفِ) وفي رواية: (فِي السَّلَمِ) (فَقَالَا: انْطَلِقْ إِلَى ابْنِ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقُلْ لَهُ: إِنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ شَدَّادٍ وَأَبَا بُرْدَةَ يُقْرِئَانِكَ السَّلَامَ, وَيَقُولَانِ: هَلْ كُنْتُمْ تُسَلِّفُونَ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْبُرِّ وَالشَّعِيرِ وَالزَّبِيبِ؟ قَالَ: نَعَمْ) (كُنَّا نُسْلِفُ نَبِيطَ أَهْلِ الشَّامِ ((عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ فِي الْحِنْطَةِ وَالشَّعِيرِ وَالزَّبِيبِ وَالتَّمْرِ) (فِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ, إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ) وفي رواية: (سِعْرًا مَعْلُومًا, وَأَجَلًا مَعْلُومًا) (قُلْتُ: أَكَانَ لَهُمْ زَرْعٌ أَوْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ زَرْعٌ؟) (قَالَ: مَا كُنَّا نَسْأَلُهُمْ عَنْ ذَلِكَ ثُمَّ بَعَثَانِي إِلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَسَأَلْتُهُ, فَقَالَ: كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسْلِفُونَ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ نَسْأَلْهُمْ أَلَهُمْ حَرْثٌ أَمْ لَا)
Abdullah bin Abu Mujalid berkata: (Berselisih antara Abdullah bin Syadad bin Had dengan Abu Burdah dalam hal jual beli inden) Keduanya menyuruh aku: Pergilah menemui Ibnu Abi Aufa dan sampaikan padanya bahwa Abdullah bin Syadad dan Abu Burdah menyampaikan salam dan menanyakan, Apakah anda berjual beli inden di masa Rasulullah saw. pada gandum, tepung dan kismis? Ia menjawab: Ya) (Kami juga berjual beli inden pada nabit penduduk Syam) (di masa Rasulullah saw., Abu Bakar dan Umar, juga pada biji gandum, tepung, kismis dan kurma) (dalam takaran yang dimaklumi dan durasi yang juga dimaklumi). Dalam riwayat lain: (pada tepung yang dimaklumi dan durasi yang dimaklumi) (Aku bertanya: Apakah mereka punya tradisi bercocok tanam?) (Ia menjawab: Kami tidak menanyakan hal itu. Kemudian keduanya juga mengutus aku menemui Abdurrahman bin Abza untuk mengklarifikasikan, Ia berkata: Ya, para sahabat berjual beli inden di masa Rasulullah saw.? Namun kami tidak mempertanyakan apakah mereka bercocok tanam atau tidak.
HR Bukhari: 2127, 2128, 2136; Hakim: 2290; Abu Dawud: 3464, 3466; Nasai: 4614, 4615; Ibnu Majah: 2282; Ahmad: 19145, 19415; Ibnu Abi Syaibah: 22318.
Hadits Abdullah bin Umar RA
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما أَنَّهُ قَالَ: لَا بَأسَ بِأَنْ يُسَلِّفَ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي الطَّعَامِ الْمَوْصُوفِ، بِسِعْرٍ مَعْلُومٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى، مَا لَمْ يَكُنْ فِي زَرْعٍ لَمْ يَبْدُ صَلَاحُهُ، أَوْ تَمْرٍ لَمْ يَبْدُ صَلَاحُهُ
Abdullah bin Umar ra. berkata: Tidak masalah jual beli inden pada makanan yang dimaklumi dengan harga dan durasi yang dimaklumi, selagi bukan pada tanaman yang belum jelas baiknya dan juga kurma yang belum layak dikonsumsi. Hr. Malik: 1320.
Sifat Barang yang Dijual Online
Untuk mengetahui spesifikasi barang yang dijual pun beragam cara dilakukan pihak penjual kepada konsumennya, apakah dipaparkan dengan kalimat yang detail atau dengan gambar bahkan video yang dapat menarik daya beli.
Dengan berbagai media itulah pihak konsumen dapat memahami secara detai spesifikasi barang yang dibutuhkan. Pada prinsipnya tidak boleh ada unsur penipuan, dimana pihak pembeli hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatiakan maslahat pembelinya. Akhirnya pihak pembeli merasa kecewa, karena barang yang diterima tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
Hadits Abu Rafi’
عَنْ أَبِي رَافِعٍ مَوْلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (كَانَ لِرَجُلٍ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِنٌّ مِنْ الْإِبِلِ, فَجَاءَهُ يَتَقَاضَاهُ((فَأَغْلَظَ لَهُ فَهَمَّ بِهِ أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:) (دَعُوهُ, فَإِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالًا وَاشْتَرُوا لَهُ بَعِيرًا) (مِثْلَ سِنِّ بَعِيرِهِ) (فَأَعْطُوهُ إِيَّاهُ) (فَطَلَبُوا سِنَّهُ, فَلَمْ يَجِدُوا لَهُ إِلَّا سِنًّا فَوْقَهَا ( (فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ لَمْ نَجِدْ إِلَّا سِنًّا فَوْقَ سِنِّ بَعِيرِهِ) (قَالَ: اشْتَرُوهُ فَأَعْطُوهُ إِيَّاهُ فَإِنَّ خَيْرَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً ((فَقَالَ الرَّجُلُ: أَوْفَيْتَنِي أَوْفَاكَ اللهُ) وفي رواية: (أَوْفَيْتَنِي أَوْفَى اللهُ بِكَ) وفي رواية: (أَوْفَيْتَنِي أَوْفَى اللهُ لَكَ)
Abu Rafi’ (budak kemerdekaan Nabi) ra. berkata: (Seorang miliki hutang pada Nabi unta beusia setahun. Lalu ia menagihnya) (dengan berlaku kasar). Lalu hampir-hampir para sahabat menimpanya. Maka Nabi saw. bersabda:) (Biarkanlah, sesungguhnya pemilik hak bebas bicara. Tolong belikan unta untuknya) (seperti usia untanya) (Lalu berikan padanya) (Mereka pun mencari unta yang seumur itu, namun mereka tidak mendapatkan kecuali yang lebih baik) (Mereka berkata: Wahai Rasulullah, kami tidak mendapatkan unta yang sepadan, melainkan yang lebih baik) (Maka Nabi saw. bersabda: Belilah dan bayarkan padanya, sungguh sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam menyahuri hutang) ( Lalu orang itu berkata: Tuan telah menepati janji buat aku, semoga Allah memberi tuan ketepatan bagi tuan).
HR Bukhari: 2182, 2183, 2260, 2262, 2263; Muslim: 1600, 1601; Abu Dawud: 3346; Tirmidzi: 1316, 1317, 1318; Nasai: 4617; Ahmad: 8884; 9095, 9379, 9881, 10617.
Pengalihan Kepemilikan sebelum Serah Terima
Dalam jual beli online sering terjadi pihak penjual belum menerima barang yang diperjual belikan. Seperti pekerjaan roseller dalam proses jual beli online, yang hanya mengorderkan barang jualan orang lain kepada konsumen.
Dalam hal ini memang ditemukan larangan dari Rasulullah saw. Namun haditsnya dhaif. Dengan demikian tidak dapat dijadikan hujah.
Jika pihak penjual dapat memberi jaminan terhadap apa yang ia jual, tentunya tidak menjadi masalah.
Hadits Abu Sa’id al-Khudri
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَسْلَفَ فِي شَيْءٍ فَلَا يَصْرِفْهُ إِلَى غَيْرِهِ
Dinarasikan Abu Sa’id al-Khudri ra., Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang melakukan jual beli inden, maka jangan dipalingkan menjualnya kepada orang lain.
Hr. Abu Dawud: 3468; Ibnu Majah: 2283. Hadits ini dinilai Albani dhaif.
Tidak Ada Tipu Daya
Aspek inilah yang paling dikawatirkan dalam jual beli online. Sering pihak pembeli tidak dapat komplain terhadap barang yang dipesan. Oleh Rasulullah saw. dikategorikan jual beli gharar.
Dan kadang pihak pembeli kecewa lantaran barangnya tidak sesuai dengan gambar atau vedio atau paparan spesifikasi yang telah dipahami pihak pembeli, yang pada akhirnya menafikan saling ridha dari kedua belah pihak. Padahal inilah prinsip paling dominan dalam jual beli.
Hadits Abu Hurairah RA
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْحَصَاةِ, وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. melarang jual beli dengan cara lemparan baru dan jual beli gharar (ada unsur penipuan).
Hr. Muslim: 1513; Abu Dawud: 3376; Tirmidzi: 1230, Nasai: 4518; Ahmad: 7405.
Hadits Ibnu Umar RA
وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
Ibnu Umar ra. berkata: Rasulullah saw. melarang jua beli model penipuan.
(HR. Ibnu Hibban: 4972; Ahmad: 6307)
Hadits Abu Said al-Khudri RA
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شِرَاءِ المَغَانِمِ حَتَّى تُقْسَمَ
Abu Sa’id al-Khudri ra. berkata: Nabi saw. melarang jual beli harta rampasan perang yang belum dibagikan.
(HR Tirmidzi: 1563; Ahmad: 9005; Ibnu Abi Syaibah: 33323)
Catatan Akhir
Dari paparan berbagai hadits di atas ditemukan, pada prinsipnya jual beli onlinediperbolehkan. Apalagi dalam kondisi saat ini yang menjanjikan kemudahan bertransaksi. Namun persyaratannya sangat ketat agar tidak terjadi penipuan atau kekecewaan pasca transaksi.
Kemudian harus diwaspadai adanya bisnis online abal-abal. Karena khawatir harga sudah ditransfer, ujung-ujungnya barang tidak pernah diterima. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Artikel ini kali pertama dimuat majalah Matan.