Tentang Kebangsan, HW Tak Perlu Diajari liputan Dennis Nugroho kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Drs Amar Syaifudin MM berjumpai 125 Kader Hizbul Watan (HW) yang terdiri dari pengurus Kwartir Daerah (Kwarda), Kwartir Cabang (Kwarcab) dan Dewan Sughli HW di Lamongan dalam Seminar Kebangsaan di Aula Hotel Mahkota Lamongan, Ahad (13/3/22).
Amar Syaifudin mengatakan berbicara tentang Kebangsaan, HW tidak perlu diajari lagi. Mantan wakil Bupati Lamongan ini memaparkan sebagaimana sejarah sebelum kemerdekaan, HW dan Muhammadiyah itu sudah ada dan turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Isu-isu kebangasaan ini perlu disegarkan kembali mengingat situasi yang terus berubah. Dulu informasi termasuk sulit untuk didapat, namun keadaan yang sekarang sampai kebanjiran informasi, dan sulit untuk di filter. Diantaranya adalah berita haox yang dampaknya dapat mempengaruhi perilaku Bangsa Indonesia,” ujarnya.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika, dia memaparkan bahwa Bhinneka itu sudah Ketetapan Allah. Kita terlahir berbeda-beda, namun menjadi Tunggal (Bersatu) itu masih perlu diusahakan. Oleh karena itu, menurutnya, sebagai warga Indonesa usaha kita tidak boleh kendor dalam menyatukan Ke-Bhinekaan agar tercapai cita-cita yang sama.
“Misalkan, jika orang se-Indonesia ego sendiri-sendiri, mungkin orang Lamongan tidak bisa jualan soto ataupun pecel lele di luar daerah,” jelasnya.
Tokoh Islam
Amar Syaifudin menjelasakn pancasila yang dicetuskan oleh pendahulu kemerdekaan Indonesia itu sudah sangat bagus, jika dilaksanakan dengan baik.
“Perumus pancasila adalah tokoh-tokoh Islam. Seumpama masyarakat Islam ini tidak mau mengalah, sila pertama pada pancasila mungkin tetap pada mula penyusunannya yaitu ketuhanan dengan menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya,” kata mantan ketua Pimpinan Cabang (PCM) IMM Lamongan ini.
Dia memaparkan karena mendengar komplain dari sebagian kelompok masyarakat dengan kebesaran hati tokoh-tokoh Islam perumus pancasila, akhirnya sila pertama diubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.
Dilandasi Agama
Amar Syaifudin mengungkapkan sila pertama sesungguhnya merupakan landasan sila-sila yang lainnya karena segala sesuatu harus didasari dengan oleh agama. Mulai dari bergotong-royong, membantu dalam urusan kemanusiaan, musyawarah mufakat hingga berperilaku adab yang baik
“Menanamkan nilai-nilai beradab ini juga menjadi tugas kita, termasuk kawan-kawan cari Kwarda, Kwarcab dan penggerak HW Lamongan untun menanamkan nilai adab yang baik kepada siswa maupun anggota. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung kita telah menjalankan syariat Islam dan pancasila,” tandasnya. (*)
Editor Ichwan Arif Editor Muhammad Nurfatoni.