PWMU.CO– Menyambut Ramadhan menjadi tema Ngaji Reboan yang diisi oleh Dr Mahsun Djayadi, Direktur Ma’had Umar bin Khattab, di Masjid al-Muqorrobiin Kedung Anyar V/8 Surabaya, Rabu (16/3/2022).
Mahsun membacakan surat al-Baqarah ayat 183.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ –
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Dia menjabarkan mengapa kaum muslim wajib berpuasa Ramadhan. Pertama, sebagai salah satu Rukun Islam. “Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan rukun Islam yang ketiga setelah syahadat dan shalat lima waktu. Tanpa berpuasa di bulan Ramadhan, seorang muslim belum melengkapi rukun Islamnya,” katanya.
Kedua, penyembuhan spiritual. Menurut Mahsun, selama bulan suci Ramadhan, seorang muslim harus bersabar dan menahan hawa nafsu. Kemarahan dapat menyakiti orang lain, baik secara verbal maupun fisik, yang dapat menganulir puasa hari itu. Amal yang baik membuat kita lebih mudah menjalankan puasa dan terhindar dari stres.
Ketiga, sebagai rasa syukur. Dia menjelaskan, bulan Ramadhan merupakan momen umat muslim untuk bersyukur atas semua yang telah didapatkan sepanjang tahun.
“Rasa syukur ini pun terasa setiap hari, yakni ketika umat muslim berbuka puasa setelah seharian penuh menahan haus dan lapar. Setiap rezeki yang didapatkan saat berpuasa pun terasa semakin nikmat karena diterima dengan rasa syukur,” kata mantan Ketua PDM Kota Surabaya ini.
Keempat, menjalin tali silaturahmi. Bulan Ramadhan juga menjadi momen untuk menjalin kembali tali silaturahmi. Para keluarga berkumpul di meja makan bersama setiap waktu berbuka puasa.
Kelima, berempati. Ketika seorang muslim berpuasa, berlatih untuk berempati terhadap orang-orang yang kurang beruntung.
“Tidak semua muslim bisa berpuasa, misalnya mereka yang sakit atau berusia tua. Ada pula umat islam yang berpuasa, namun tidak bisa berbuka dengan makanan yang layak. Maka kita wajib berempati dengan membantu mereka,” tuturnya.
Keenam, detoks. menurut dia, berpuasa juga menjadi salah satu momen untuk detoks, secara fisik maupun spiritual. Misalnya, mengurangi merokok, makan makanan tidak sehat, atau mengurangi konsumsi gula.
“Menyambut Ramadhan juga bisa menjadi momen detoks spiritual dengan menghentikan kebiasaan buruk, hal-hal yang menimbulkan dosa, dan kembali ke jalan yang benar,” tandasnya.
Ketujuh, alasan kesehatan. Para ahli kesehatan pun setuju bahwa berpuasa baik untuk sistem pencernaan, penyembuhan otot, dan membersihkan racun-racun dari dalam tubuh. Tentunya hal ini pun harus diikuti dengan pola makan yang baik saat sahur dan berbuka.
Dia menjelaskan, sudah menjadi kebiasaan bagi umat muslim sejak dahulu untuk makan kurma dan susu, terutama saat sahur. Kurma bukan hanya sehat, namun juga menyediakan energi selama berpuasa. Dengan demikian, kamu pun bisa tetap aktif beraktivitas selama puasa.
Menyambut Ramadhan kembali dia juga menerangkan makna shiyam atau puasa. Secara bahasa shiyam berarti menahan diri dari sesuatu.
“Menurut istilah shiyam berarti menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual suami istri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah,” tuturnya.
Cara mengetahui datangnya bulan Ramadhan dengan melihat bulan. Dikenal dengan istilah rukyah bil aini. فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ Artinya, karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.
Kedua, mengetahui secara hisab disebut rukyah bil aqli, ilmu falak, ilmu hisab.
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Editor Sugeng Purwanto