Bedah SWOT PWMU.CO: Inilah Kekuatan dan Kelemahannya, liputan Anis Shofatun, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Memasuki usia keenam, PWMU.CO menunjukkan eksistensinya sebagai media mainstream masa depan. Hal ini disampaikan oleh Dr Rohman Budijanto di Aula Mas Mansur PWM Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022).
Pada acara Resepsi Hybrid Milad Ke-6 PWMU.CO, Pak Roy, panggilan akrabnya, mengatakan media yang dilahirkan oleh Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim ini sudah mapan dan telah melewati ujian pertama ‘bisnisnya’ sebagai media digital.
“Nah kok bisa eksis sampai enam tahun?” tanyanya.
“Buktinya sudah bisa memproduksi buku, kaos, dan eksistensinya kuat dengan brandMuhammadiyah,” katanya diiringi tepuk tangan meriah dari peserta.
Dia mengatakan, Muhammadiyah sudah berusia 106 tahun—sudah melewati masa dari generasi ke generasi. Eksistensi PWMU.CO bisa melewati sampai kapan pun seperti The New York Times (NYT) atau Washington Post yang berusia lebih dari 100 tahun.
Sementara Jawa Pos itu berusia 70 tahun tapi versi cetaknya sudah terseok-seok, dan ini semua bagian dari regenerasi. “Kita bergembira sampai 6 tahun PWMU. CO semakin eksis, dan semua itu bagian dari proses regenerasi kita,” katanya penuh syukur.
Mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini menilai keberhasilan PWMU.CO menjadi media mainstream hingga posisi saat ini karena daya dukung yang kuat dari kontributornya. Karakteristiknya yang unik berbasis sukarelawan (voluntary). Maka, masa depan PWMU.CO bergantung dari daya dukung dan jerih payah kontributor dan pengelolanya itu sendiri.
“Enaknya kalau ulang tahun media itu tidak ada nada sedih. Karena kita tidak tahu umur media ini sampai kapan,” ucapnya penuh tawa.
“Tapi kalau ulang tahun manusia itu ada sedihnya, karena jatah didunia ini berkurang. Nah PWMU.CO ini bisa umurnya sampai kapanpun itu bergantung ikhtiar kita,” tambahnya.
Roy menjelaskan media-media di dunia ini memiliki rentang waktu eksistensi yang beragam. Ada yang berusia sampai 100 tahun, tapi ada yang usianya setahun mati atau bahkan enam bulan mati.
Ia bersyukur PWMU.CO sudah memasuki usia 6 tahun. “Akan menjadi 60 tahun atau 600 tahun. Itu bergantung pada penyokongnya, yakni para editor dan kontributornya,” ujarnya.
Roy lalu mengapresiasi para kontributor, baik yang hadir secara langsung di Jalan Kertomenanggal IV No 1 Surabaya ataupun secara virtual dalam semangatnya menggerakan dakwah digital melalui PWMU.CO. Ia mengungkapkan para relaban (rela untuk berkorban)—sebutan untuk kontributor–bukan suatu pekerjaan profesional sebagai seorang jurnalis tapi wakaf waktu dan keahlian.
Menurutnya, inilah kehebatan Muhammadiyah berkembang karena wakaf waktu bukan karena orang direkrut bekerja di Persyarikatan Muhammadiyah. “Mereka dengan niatan ibadah sebagaimana yang tertulis dibuku Editor Killer (yang baru saja diluncurkan) untuk mengembangkan visi keislaman melalui gerakan Muhammadiyah.
“Semangat kontributor ini semakin mudah dipacu oleh editor sehingga saat dimarahin tidak malah mundur tapi tambah semangat,” katanya memberikan contoh. Hadirin pun tertawa.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang ini mengajak editor, kontributor, dan segenap kru PWMU.CO untuk ber-muhasabah diri melalui jurus SWOT (strengths, weaknesess, opportunities, and threats). Meskipun SWOT merupakan metode lama, tapi paling sederhan untuk membedah sebuah lembaga.
Baca sambungan di halaman 2: Kekuatan dan Kelemahan PWMU.CO