Asah Keterampilan Lain
Tokoh yang turut menginisiasi pendirian PWMU.CO ini membayangkan para kontributor akan semakin terasah keterampilan jurnalistiknya seperti upgrading video, produksi meme, dan membuat infografis sehingga liputan yang dihadirkan semakin menarik dan komplit.
Secara gamblang ia memberikan contoh teknis di lapangan. Misalnya kontributor sedang meliput meriahnya lomba tahfidh atau menggambar di TK Aisyiyah. Maka kontributor tinggal mengirimkan saja shoot foto/video wajah anak yang ketawa lebar, ada tinta di pipinya terus ompong wajahnya. “Itukan langsung membuat orang excited nantinya,” ujarnya.
Tapi kalau hanya sekedar dituliskan ‘Lala tampak ceria dengan pipinya kena tinta dan kelihatan giginya ompong’. Hal ini justru kadang dinilai menghadirkan salah paham pembaca. “Bisa jadi malah ada yang merasa, ini ngeyek (mengejek) anakku ini,” terangnya diikuti tertawa 400 kontributor yang hadir langsung maupun yang mengikuti secara virtual melalui Zoom Cloud Meeting.
Kemasan liputan menarik akan menghadirkan suasana kebatinan yang berbeda. Pada liputan tentang Lala siswa TK di atas justru akan tampak lebih lucu dan menggemaskan bila di-shoot dengan video ataupun meme.
“Nah inilah pentingnya konvergensi,” katanya. Roy mengaku saat dulu menjadi wartawan Jawa Pos belum bisa bebas melakukan konvergensi. Sementara kondisi saat ini di era digital ini, konvergensi dapat dilakukan dengan model apapun termasuk dengan televisi yang bentuknya hardnews maupun videografis.
Staf Khusus Menko Bidang PMK yang menangani Bidang Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri ini meyakini para jurnalis PWMU.CO memiliki potensi dan bakat yang beragam. Bagi yang menyukai video, nanti dapat belajar dan menekuni bidang videografis. “Beragam potensi ini akan menjadi semakin terasah kuat dan dapat diviralkan,” arahnya.
Menurutnya, liputan berbasis tulisan itu tetap penting, karena memuat rincian-rincian cerita. Liputan ini dapat digunakan pada peristiwa kompleks yang memerlukan cerita dibalik pertemuan tertutup dan tidak bisa divideokan. Oleh karena mengenali karakter berita menjadi penting dan konvergensi perlu terus dikembangkan saat ini agar liputan PWMU.CO lebih powerful dan ciamik.
Merangkul Jurnalis Profesional
Selanjutnya, untuk naik kelas menjadi portal media yang berpengaruh di jagat maya, Roy menyarankan agar PWMU.CO dapat merekrut tenaga profesional yang menjadikan pekerjaan jurnalisme ini sebagai profesi.
Selain tetap memberikan ruang yang lebar bagi relaban (julukan kontributor PWMU.CO, yang berarti rela berkorban) untuk tetap aktif berkontribusi melakukan peliputan beragam aktivitas amal usaha Muhammadiyah, atau berita hangat lainnya.
Jurnalis profesional ini dimaksudkan untuk melakukan liputan-liputan yang rawan kasus (konflik besar) atau terkait isu-isu kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah bidang pendidikan, politik, atau bidang lain yang tidak dapat dijangkau oleh para relaban.
Roy menuturkan sudah saatnya PWMU.CO mencoba merangkul kembali dan mendekati para jurnalis profesional itu. Apabila mereka meliput peristiwa yang cocok dengan isu pendidikan yang relevan dengan sekolah Muhamamdiyah.
“Seperti isu PPPK yang mengakibatkan guru Muhamamdiyah hengkang dari sekolahnya. Itu kita bisa menitipkan informasi kepadanya apabila bertemu pejabat kemendikbud atas nama Muhamamdiyah dan dikirim ke PWMU.CO,” terangnya.
Editor Mohammad Nurfatoni