Berbagai kegiatan Erik lakoni. Mulai dari dosen AIK di UMM hingga pengajar di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Selain itu dia juga menjadi Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kepanjen dan Wakil Sekertaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Malang.
Menurut dosen Al Islam dan Ke-Muhammadiyah di UMM Ini, ada beberapa modal yang harus dimiliki untuk menjadi generasi yang hebat. “Modal pertama education capital, yaitu selalu berusaha untuk menuntut ilmu. Di mana pun dan kapan pun,” paparnya. Modal kedua, adalah social capital, yakni selalu support dan terlibat aktif dalam dakwah Persyarikatan muhammadiyah. “Jangan sampai energi kita habis hanya untuk mengurusi diri dan keluarga,” kata dia.
(Baca juga: Lagi, Muhammadiyah Terima Wakaf Tanah: Kali Ini untuk Didirikan Panti Asuhan dan Panti Asuhan Tunanetra Tempat Belajar Ayu Sang Hafidzah, Juarai Pilar Sosial se-Jatim)
Modal yang terakhir, jelas Erik, adalah intelectual capital, yaitu modal kecerdasan. Untuk memiliki modal ini, kata Erik, harus mampu mengubah persepsi diri. “Jangan ada persepsi energi negatif dalam diri kita. Sebaliknya, internalisasi nilai-nilai positif. Kembangkan imajinasi. Bangun mimpi-mimpi hingga ke atas langit,” tegasnya. Erik juga meminta para santri panti untuk meningkatkan minat baca. “Bikin target 1 pekan meresume 2 buku. Dengan begitu, pikiran kita akan terbuka dan karakter kita akan terbangun.”
Ketua MPS PDM Kota Surabaya Ferry Yudi AS, mengatakan bahwa anak-anak panti itu ibarat emas yang belum dipoles. “Ke depan para santri panti ini harus menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat di segala sektor kehidupan.”
Selain ceramah motivasi, pada cara itu juga ditampilkan potensi santri Panti Asuhan Muhammadiyah Pakis dengan tari Saman-nya. Penampilan rancak dan harmonis berhasil membuat hari para hadirin terpukau. Bahkan Wakil Ketua PDM Kota Surabaya H Zayyin Chudlori MA secara pribadi memberikan ‘hadiah’ kepada anak-anak tersebut sehingga membuat beberapa hadirin meneteskan air mata. (MN)