Siapkan Fisik dan Jiwa Hadapi Ramadhan, laporan Kajian Aisyiyah Tanggul oleh Dyah A Ayu Kusumastuti, kontributor PWMU.CO Kabupaten Jember.
PWMU.CO – Kajian Aisyiyah Cabang Tanggul Jumat (18/3/2022) merupakan kajian pekan terakhir sebelum ramadhan hadir. Pada kesempatan kajian ini Penasehat Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul Nurhayati memaparkan bagaimana cara menyambut ramadhan dengan istimewa.
Diawal kajian beliau menjelaskan tentang keridhaan ketika kita diuji dengan sakit. Beberapa pekan ini banyak teman-teman Aisyiyah diuji dengan sakit.
“Jika kita ridha saat diuji sakit, maka Allah akan memberikan keberkahan dalam hidup kita. Saat sakit ada tiga kenikmatan yang dicabut dari diri kita. Yaitu keceriaan wajah, nafsu makan yang menurun, serta dosa-dosa kecil kita berguguran,” ujarnya.
Ramadhan Bulan Istimewa
Ramadhan itu sangat istimewa. Setiap tahun dinanti dan semua manusia berharap bertemu lagi dan lagi dengan bulan mulia ini. Namun apakah kita sudah siap dengan kehadiran ramadhan tahun ini.
“Dalam menyambut bulan ramadhan, ada dua hal yang perlu dipersiapkan. Yaitu.pertama persiapan fisik dan kedua persiapan jiwa. Persiapan fisik ini diantaranya menyediakan berbagai makanan pendamping yang dirasa perlu seperti kurma, madu, minyak zaitun atau hal-hal lain yang disesuaikan dengan kebutuhan,” paparnya.
“Kedua persiapan jiwa. Hal inilah yang paling utama harus dipersiapkan. Itu karena kesiapan jiwa kita itulah yang nantinya menjadi penanda kalau puasa kita akan menjadi berkualitas,” terangnya.
Dalam surat asy-Syam ayat 7-10, lanjutnya, dijelaskan tentang kesucian jiwa. Allah swt berfirman yang artinya Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
“Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya. Hal-hal yang biasanya mengotori jiwa adalah riya, sum’ah, takabur dan ujub,” urainya.
“Saat menjelang ramadhan kali ini, kita lebih dulu melatih jiwa kita, agar bersih dari hal-hal yang mengotori jiwa. Sehingga saat ramadhan tiba, kita terbiasa dengan jiwa yang bersih. Hal itu memudahkan kita agar lebih bisa menikmati moment ramadhan lebih khusyuk lagi,” imbuhnya.
Shalat Mengingat Allah
Diakhir kajian Nurhayati berpesan dengan surat Thoha ayat 14, Allah swt berfirman yang maknanya Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.
Dalam ayat tersebut dijelaskan yaitu shalat itu untuk mengingat Allah, bukan sekedar untuk penarik rezeki (harta).
“Selama ini sering sekali disalahartikan bahwa shalat semata-mata untuk menarik rezeki. Padahal rezeki kita itu sudah Allah takar dengan sebaik-baiknya. Sehingga saat kita shalat ya tujuannya agar kita mengingat Allah,” tuturnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.