PWMU.CO – Tobat, saat Allah Bahagia dengan Hamba-Nya, oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: للَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ، سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضِ فَلاَةٍ. وفي رواية: لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ، مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فَأَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً، فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا، وقَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا، قَائِمَةً عِنْدَهُ، فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا، ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ! أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَح. متفق عليه
Dari Anas bin Mālik raḍiyallāhu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Sallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah lebih gembira untuk menerima tobat hamba-Nya daripada salah seorang dari kalian yang menemukan tunggangannya setelah tersesat di gurun pasir.”
Dalam riwayat lain, “Allah lebih gembira untuk menerima tobat hamba-Nya daripada salah seorang dari kalian yang awalnya berada di atas tunggangannya di gurun pasir, kemudian tungganggannya itu terlepas darinya, padahal di situ ada bekal makan dan minumnya.
Saat putus asa, dia mendatangi sebuah pohon untuk berteduh di bawahnya. Dia telah putus asa untuk mendapatkan kembali tunggangannya. Dalam keadaan demikian itu, tunggangannya kembali, berada disisinya. Dia pun mengambil tali kekang tunggangannya dan berujar kegirangan, ‘Wahai Allah, engkau adalah hambaku dan aku tuhan-Mu.’ Dia keliru karena sangat bergembira.”
Tobat
Tobat dari kata taaba yatuubu tauban wa taubatan yang berarti nadima atau menyesal. Juga raja’a yakni kembali. Sedangkan definisinya adalah man ya’tarifu bidzanbihi wayandimu ‘alaihi waya’zimu ‘ala ‘adamirrujuu’i ilahi. Yaitu orang yang mengetahui dosa-dosanya dan menyesali atas dosa tersebut serta bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut.
Maka tobat berarti bersunnguh-sungguh untuk meninggalkan perbuatan dosanya tersebut. Sehingga taubat berkenaan dengan dosa atau kesalahan yang kita lakukan.
Tiada manusia yang dalam hidupnya tanpa ada cacat. Setiap kita manusia pasti memiliki prilaku yang salah, walaupun kita telah berusaha untuk menjadi orang baik, tapi pada saatnya kita kadang lengah juga.
Apalagi kita yang tidak menghiraukan atau peduli tentang perbuatan kita itu salah atau benar, diterima atau tidak. Tentu akan lebih mudah tergelincir untuk melakukan perbuatan yang salah, bahkan kadang yang penting asal dapat walaupun dengan menipu sana-sini. Dengan bangganya mereka dapat menggunakan hasilnya tersebut tanpa ada perasaan bersalah sedikitpun.
Di antara Ciri Orang Beriman
Taubat merupakan ciri bagi orang yang dalam hatinya masih ada keimanan kepada Allah Subhanahu wa Taala. Karena berarti masih ada perasaan bersalah dalam dirinya, lalu dengan perasaan bersalah tersebut ia ada suatu keinginan untuk memperbaiki diri.
Dalam rangka memperbaiki diri inipun dibutuhkan dorongan atau motivasi kepada siapa dia harus menambatkannya. Maka dengan modal keimanannya tersebut harapan untuk memperbaiki diri akan memiliki tempat berlabuh yang tepat. Maka di sinilah taubat akan meiliki arti dan makna.
Jika seseorang telah berlumuran dosa, sementara keimanan sudah tidak ada lagi dalam dirinya, ke mana ia hendak memperbaiki diri atau untuk siapa ia memperbaiki dirinya tersebut.
Di sinilah kadang menjadi suatu yang membingungkan dalam persoalan taubat. Sehingga taubatnya bukan taubat yang sebenarnya tetapi hanya taubat-taubatan yang tidak menyebabkan ia menyesali dengan sungguh-sungguh atas dosanya.
Atau taubatnya hanya bersifat sementara karena bukan karena dorongan motifasi keimanan. Sehingga ketika ada ujian lagi antara dua pilihan apakah tetap dalam keimanan tetapi mungkin seolah terasa sengsara, atau dalam kekafiran seolah menyenangkan, maka pilihannya adalah kesenangan duaniawi dan kebanggaan semu di dunia.
Baca sambungan di halaman 2: Tobat dan Hijrah