Komunikasi Begini Masih Langka Dilakukan Mubaligh Digital, Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Ain Nurwindasari dan Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Manajer Pusat Syiar Dakwah Digital Pimpinan Pusat Muhammadiyah Arif Nur Kholis mengingatkan pentingnya menjalin komunikasi, termasuk dalam wujud menebar survei, dengan audiens di dunia digital.
“Kita mau membuat konten tentang berpuasa, apakah kita sudah melakukan riset?” tanya dia saat hadir di Pelatihan Muballighat Digital lewat Zoom yang digelar Majelis Tabligh (MT) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Senin (21/3/22) sore.
Arif—sapaan akrabnya—mengungkap, hampir semua media sosial (medsos) Muhammadiyah tidak melakukan riset target. Biasanya langsung berprasangka, “Audiens saya masih butuh panduan shalat jenazah.”
Dia kemudian mencontohkan, mubaligh langsung memutuskan sejak awal, “Saya mau membuat ini, saya mau ngomong ini!”
Padahal, menurut Arif, mestinya bisa membuat survei kecil-kecilan sebelum membuat konten digital. “Kita punya lima tema, lalu kita sebar (survei). Ini yang dilakukan influencer, yang bentuknya membangun channel!” terangnya.
Seperti halnya yang telah timnya lakukan di kanal Youtube Muhammadiyah. “Membuat kuesioner misalnya Minggu depan pengin apa, jadi ternyata cukup ada yang nonton,” ujarnya di hadapan sekitar 105 jamaah ibu-ibu mubalighat utusan Pimpinan Wilayah atau Pimpinan Daerah Aisyiyah.
Di perangkat medsos, timnya menebar survei, “Besok pengajiannya apa ya?” Sementara ini, dia hampir tidak menemukan di semua medsos Muhammadiyah.
Tidak sekadar survei sebelum membuat konten, Arif juga mengimbau peserta untuk membuat survei setelah mengunggah konten. “Untuk masukan, semacam evaluasi,” tuturnya.
Dengan demikian, pendakwah digital bisa tahu evaluasi seperti bagus tidak suaranya tadi. Arif menilai, selama ini masih banyak yang kurang meminta masukan dari target audiens.
Yang terakhir, dia menekankan pentingnya melayani komentar audiens. “Walaupun sekadar like, terima kasih sudah bertanya, sudah berkunjung ke website kami,” ungkapnya.
Hal inilah yang menurutnya menjadi kelebihan kanal Youtube mubaligh digital Ustadz Adi Hidayat (UAH). “Diskusinya di kolom komentar juga dilayani secara aktif,” paparnya.
Jadi, Andakah mubaligh/at digital selanjutnya yang aktif mengajak audiens berkomunikasi? (*)
Editor Mohammad Nurfatoni