Bukan Semabrang Dukun
Belajar dari perhelatan WSBK di Mandalika yang dihajar cuaca buruk sampai lintasan terendam banjir, panitia melakukan antisipasi cuaca. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan TNI AU telah melakukan modifikasi cuaca melalui operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Tapi, ternyata ketika hari H cuaca tidak terkendali dan hujan deras mengguyur, akhirnya yang dikeluarkan sebagai andalan adalah dukun pawang hujan. Yang terjadi kemudian pemandangan yang kontras dan ironis. Perhelatan MotoGP menyajikan persaingan teknologi otomotif kelas dunia, tapi panitia Indonesia menyajikan dukun.
Rupanya dukun itu sudah dipersiapkan sebagai bagian dari tim cuaca dan tim doa yang direkomendasikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang sudah lama menjadi klien dukun itu. Dalam berbagai perhelatan penting Erick selalu menggunakan jasa dukun itu. Ternyata dia bukan dukun sembarang dukun. Dia bisa disebut sebagai dukun istana yang sering mengawal event Presiden Jokowi dan event kenegaraan lain.
Dia sudah menjadi kepercayaan para pejabat Republik Indonesia sejak 2015. Ia beberapa kali direkomendasikan untuk menjadi pawang hujan di sejumlah acara besar atau hajatan orang penting. Dia mengaku pernah dipercaya menjadi pawang hujan untuk pernikahan anak pejabat maupun mengawal perhelatan acara-acarayang diselenggarakan oleh PDIP.
Biaya operasional untuk dukun itu mencapai ratusan juta rupiah. Said Didu me-retweet cuitan yang menyebut angka tiga digit untuk bayaran dukun itu. Tentu uang tiga digit harus dipertanggungjawabkan secara profesional karena menyangkut uang negara.
Bagaimana BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) mengaudit biaya perdukunan yang ratusan juta. Kira-kira dalam laporan keuangan biaya klenik dan mistik semacam itu masuk dalam pos apa. Bagaimana memperkirakan kewajaran biaya honor dukun, apa ada patokan semacam HET (harga eceran tertinggi) seperti minyak goreng. Atau mungkin ada patokan HED harga eceran dukun yang menjadi standar pembayaran.
Ketika membuat laporan pertanggungjawaban tentu ada rincian biaya untuk pengadaan ubo rampe perdukunan. Misalnya biaya kemenyan, biaya kembang setaman, biaya keris, biaya mendatangkan jin, gendruwo, dan setan prayangan.
BPK harus mengaudit dengan cermat biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Erick Thohir. Kalau biaya dukun itu sampai melebihi dua ratus juta maka pekerjaan itu harus ditenderkan secara terbuka, harus ada proses lelang sesuai dengan prosedur, termasuk mengumumkan di media soal lelang, terus ada perusahaan perdukunan yang punya legalitas, lalu ada proses beauty contest, sampai penetapan pemenang.
Kalau anggaran dukun itu di bawah Rp 200 juta maka boleh dilakukan penunjukan langsung (PL). Biasanya orang-orang sudah pada pintar mengakali aturan. Meskipun biayanya melebihi dua ratus juta tapi komponennya dipecah-pecah supaya tidak sampai 200 juta, dan karena itu bisa dilakukan PL.
Karena Erick Thohir sudah menjadi pelanggan tetap dukun maka para dukun itu sudah menjadi klien BUMN. Kemungkinan asosiasi perdukunan Indonesia juga sudah menjadi klien resmi Kementerian BUMN, karena setiap kali mengadakan perhelatan selalu melibatkan jasa dukun. Erick Thohir tidak boleh diskriminatif hanya memakai jasa satu dukun saja, semua dukun yang kompeten juga harus diberi kesempatan.
Menyongsong Formula-E
Mandalika telah berlalu saatnya kembali ke Jakarta menyongsong seri Formula-E, ajang balap mobil listrik di Ancol dengan panjang sirkuit 2,4 km. Dengan label Jakarta International E-Prix Circuit, arena yang akan digunakan pada 4 Juni 2022 ini dibangun dengan anggaran di kisaran Rp 60 miliar. Jauh lebih kecil dibanding Mandalika International Street Circuit yang tembus di angka lebih dari Rp 1 triliun. Apapun dan bagaimanapun pada akhirnya selalu melibatkan hitung-hitungan anggaran. Total gelontoran anggaran Rp 2,5 triliun harus punya efek manfaat.
Baik Pertamina GrandPrix of Indonesia di Mandalika ataupun Formula-E di Jakarta, keduanya adalah sebuah proyek. Tidak sekadar proyek atas terselenggaranya agenda tersebut tapi juga proyek pembangunan sarana, prasarana, fasilitas, dan segala kelengkapan lomba sesuai standarisasi internasional. Tidak sekadar proyek tapi keduanya adalah sebuah megaproyek yang harus sama-sama didukung.
Gubernur Anies Baswedan menonton di grand stand Mandalika. Dia pasti belajar banyak dari penyelenggaraan itu, termasuk cara mengatasi cuaca.
Apa kira-kira Anies juga minta rekom ke Erick Thohir untuk memakai dukun hujan? Sangat mungkin tidak. Biasanya Anies punya kiat yang cerdas dan rasional.
Daripada merekom ke Anies lebih baik Erick merekom Mendag Muhammad Luthfi supaya pakai jasa dukun untuk mengatasi krisis minyak goreng. Siapa tahu si dukun MotoGP bisa menurunkan hujan minyak goreng. Coba saja. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni