PWMU.CO– Susiati, Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial PCA Tanggul Jember mendapat MKS Award dari Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur.
Berita itu ramai di grup WA Info Aisyiyah Tanggul sejak Ahad (20/3/2022) pukul 14.38. Ucapan selamat mengalir dari anggota grup.
Susiati menerima MKS Award untuk kategori Pimpinan Aisyiyah Penggiat Sosial. Ini menjadi prestasi pertama bagi Majelis Kesejahteraan Sosial PCA Tanggul Jember.
”Alhamdulillah,“ tulis Hj Nur Sabaha, Waka Ismubaris SD Muhammadiyah 1 Tanggul yang juga anggota Aisyiyah Ranting Patemon.
Hal yang sama ditulis oleh Umi Kulsum, Ketua PRA Tanggul Kulon dan beberapa ibu Aisyiyah yang lain.
”Barakallah. Semoga semakin semangat Mbak Susi. Ikut bangga,” tulis Noor Hayati, Penasihat Aisyiyah Tanggul.
Penghargaan dan hadiah diterima oleh Sudjiatmini, anggota MKS PDA Jember yang hadir dan mewakilinya saat acara di Surabaya, Ahad ( 20/3/2022).
Susiati tak bisa menahan perasaannya ketika mendengar kabar itu. Suaranya menahan tangis bahagia.
“Terima kasih. Ini semua berkat kerja keras sampeyan juga. Tanpa tulisan sampeyan gak mungkin saya bisa membawa nama Aisyiyah,” kata nenek tujuh cucu ini kepada kontributor PWMU.CO saat mewawancarainya.
Ketua MKS PDA Jember Puji Hastuti melalui WA mengucapkan terima kasih atas bantuan untuk MKS Award ini. ”Tanggul mengirim satu utusan. Alhamdulillah membawa award. Semoga menjadi inspirasi daerah lain. Hadiahnya akan diberikan saat pertemuan antar cabang PDA Jember,” tuturnya.
Cerita Jelang Deadline
Ada cerita menarik di balik tulisan tentang Mbak Susiati ini. Di malam deadline naskah yang harus masuk ke PWA tanggal 14 Maret 2022, Puji meminta menuliskan slogan atau motto hidup Mbak Susi kepada kontributor PWMU.CO yang rumahnya di pelosok desa.
Saat itu Tanggul turun hujan deras lagi. Sinyal menjadi sangat lemah. Ditambah lagi pulang tidak membawa laptop.
Akhirnya Humaiyah menghubungi putra sulungnya, Husni Abadi Emha, yang kuliah di Jember untuk menambahkan motto pada naskah Mbak Susi yang pernah dikirimkan.
”Mas, minta tolong tuliskan motto di naskah Mbak Susi ya. Kalau pakai HP dan dikirim dari rumah sinyal lemah. Di utara hujan deras. Padahal malam ini terakhir,” kata Humaiyah kepada putranya.
”OK. Mana mottonya. Ditulis di bagian mana?” Husni balik bertanya.
Lha ini. Humaiyah senyum sendiri. Dia susah menghubungi Mbak Susi karena sinyal lemah. Pasti butuh waktu yang lama. Keburu deadline.
Maka dia buat sendiri slogannya. ”Nanti kalau ketemu Mbak Susi baru saya cerita,” gumam Humaiyah.
Dibuatlah motto berbunyi: Berbuat baiklah semampu yang bisa kita lakukan. ”Wah, ini cocok dengan aktivitas Mbak Susi selama ini,” ujarnya.
Motto itu dikirim ke Husni. ”Jangan lupa setelah ditulis mottonya, diubah ke bentuk PDF,” pesan Humaiyah. Semua bisa diselesaikan di malam batas akhir deadline.
Setelah diumumkan semua kerja keras itu membuahkan hasil. Mbak Susiati mendapat penghargaan. (*)
Penulis Humaiyah Editor Sugeng Purwanto