Tekun Sedekah
Kedua, sedekah semakin tekun. Pada bulan Ramadhan perbanyaklah sedekah. Sedikit tidak apa-apa tapi banyak lebih baik sebagaimana Allah Berfirman: “Tidak akan mendapatkan kebaikan sehingga kalian mau infakkan harta yang paling kalian cintai,”
Sebagaimana kisah shabat Nabi bernama Abu Talha punya kebun kurma terbaik di Madinah yang lokasinya dekat Masjid Nabawi. Beliau ingin sedekah kebun kurma terbaik yang ingin diamalkan, dan Rasulullah menyarankan untuk memberikan ke family.
“Sebab selain sedekah kita juga menjaga silaturahmi yang baik,” jelasnya
Ketiga, senyum yang semangat, alias gampang mesem. Nur Cholis menyampaikan, orang berpuasa itu meski perutnya lapar tidak boleh merengut. Harus tetap ramah.
Dia lalu menjelaskan senyum yang baik itu senyum 227 yakni 2 senti ditarik ke kiri dan 2 senti ditarik ke kanan lalu durasinya 7 detik.
“Senyum Itu tidak boleh tergantung tanggal,” ucapnya. “Wa laa tuṣa’ir khaddaka linnaasi wa laa tamsyi fil arḍi maraḥaa. (janganlah palingkan wajahmu dari orang dan janganlah kamu berjalan dengan sombong)”.
Menurut dia orang puasa itu wajahnya cerah, penuh senyum bersahabat dan semangat. “Mari kita tingkatkan keramahan kita saat berpuasa,” ajaknya.
Suka Mengaji
Keempat, suka mengaji. Puasa itu mengajari kita untuk mengaji (tadarus). Sebab membaca al-Quran itu akan memberikan syafaat kita di hari kiamat. “Ngaji itu nggak harus tadarus di masjid. Tapi di rumah pun harus ngaji,” tuturnya
Nur Cholis menerankan, dalam hadist dijelaskan, ”Sinarilah rumah tempatmu tinggal dengan shalat malam, terutama, dan baca al-Quran.” Sebab rumah akan menjadi gelap jikalau tidak dibacakan al-Quran. Rohaninya rumah itu akan gelap, karena cahaya Allah tak akan turun.
“Tak perlu panjang. Tapi baca Quran itu yang penting rutin,” imbuhnya.
Kelima, selalu berdzikir. “Karena dengan berdzikir hatimu jadi ayem tenterem. Subkhanallah, walhamdulillah, laa ilaha Illallah, allahu akbar, astaghfirullah, baca terus supaya mulut kita tidak sempat untuk ghibah.” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni