Pelantikan IPM ini bahas peran pelajar dalam ekonomi kreatif, liputan Farah Az Zahra Asmara, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Ketua umum Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) naik jabatan. Muammar Bahalwan, mantan ketua umum PR IPM SMP Musasi 2017-2018, kini menjabat sebagai ketua umum Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Cabang Sidoarjo 2021-2023.
PC IPM Sidoarjo melangsungkan pelantikan dengan mengusung tema “Optimalisasi Peluang Usaha Bagi Pelajar di Era Ekonomi Kreatif”. Pelantikan ini berlangsung pada Ahad (20/3/22) di Aula SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Diaz Zain sebagai moderator, dan disusul pembacaan ayat suci al-Quran. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Muhammadiyah bersama-sama. Prosesi pelantikan dilangsungkan PD IPM Kabupaten Sidoarjo.
Peran Pelajar dalam Ekonomi Kreatif
Usai dilantik, Muammar Bahalwan memberikan sambutan. Dia menjelaskan mengapa panitia mengusung tema tersebut. Ammar, panggilannya, mengatakan, sudah bukan saat nya kita menciptakan, melainkan sudah saatnya mengoptimalisasikan peluang usaha.
“Narasi Ekonomi Kreatif ini sebenarnya sudah berjalan lebih dari 10 tahun, sejak masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Terbukti pada tahun 2020, terjadi peningkatan penjualan di market place sebanyak 40 persen,” ujarnya.
Hal tersebut, lanjutnya, didominasi para pelajar yang mencari keuntungan ketika sekolah online berlangsung. Alumnus SMP Musasi itu juga menyebutkan bahwa para pelajar membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dalam hal kewirausahaan. “Itu kenapa IPM disini harus mengambil sikap dengan cepat. Kita harus bisa menggerakkan mereka. Kita harus bisa menjadi pelopor,” ucap Ammar.
Usai Ammar, giliran mantan ketua umum PC IPM Sidoarjo 2017-2021 Adam Akbar, yang menyampaikan amanat pada adik-adik yang meneruskan tongkat kepemimpinan PC IPM Sidoarjo. Berkaca pada evaluasi periode sebelumnya, Adam berharap periode kini dan yang akan datang, bisa kembali membawa masa kejayaan PC IPM Sidoarjo yang dahulu sempat vakum. “Selalu bersabar menjalani usaha-usaha mencapai tujuan. Jangan terburu-buru dan selalu menjalankan kewajiban kita sebagai umat muslim,” pesannya.
Pelajar dan Revolusi Industri 4.0
Sementara Dimaz Fitransyah, ketua PD IPM Sidoarjo 2021-2023 menimpali sambutan Ammar mengenai peran pelajar dalam ekonomi kreatif. Dimaz mengatakan, pelajar pada era modernisasi memang sudah masuk ke dalam revolusi industri 4.0. Dimana pada era yang serba digital ini, pelajar dituntut secara kreatif dalam setiap aspek bidangnya.
“Contohnya saat berkegiatan kini, kita memiliki benda pipih yang tidak kalah pintar. Itu kenapa, kita harus mulai berinovasi agar bisa menyimbangi teknologi masa kini dan ia menilai PC IPM Sidoarjo sudah sangat sesuai. Karena pada industri ini, pelajar dituntut harus memiliki kemampuan abad 21, yakni 4C (creative thinking, critical thinking, communication, collaboration),” ungkapnya.
Pelajar, kata dia, harus berkolaborasi dalam mengoptimalisasikan ekonomi kreatif. Sehingga dapat memberikan dampak sosial yang membawa kemajuan bersama. Tidak bersifat personal, melainkan lebih peka dengan lingkungan sekitar. Sesuai dengan paradigma berpikir pelajar Muhammadiyah, yakni kebebasan, kecerdasan, dan pemberdayaan. Melalui pemberdayaan, kita bisa mengaktualisasikan ini melalui kegiatan ber-IPM.
“Yang ada kita optimalkan, tapi jangan lupa ketika mempunyai sebuah ide gagasan kreatif, kita harus memberikan dukungan sepenuhnya,” tambahnya. Dimaz juga menyampaikan, PD IPM Sidoarjo siap memfasilitasi dan membantu teman-teman PC IPM Sidoarjo menjadi berkembang lebih besar lagi.
Kemudian Itqon Marsudi, ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo mengatakan, ekonomi kreatif ini sebenarnya sudah dilakukan di desa-desa. Mereka memanfaatkan lahan-lahan luas di desa untuk ditanami pisang, dibuat kandang ayam, sehingga darisanalah mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup.
“Maka dari itu, pemuda yang sekarang ini memiliki kemampuan digital dan bersosialisasi yang tinggi, seharusnya mampu untuk menjadi lebih kreatif dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada,” paparnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.