Dai Komunitas Perlu Model dan Modal, liputan M Khoirul Anam kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Dalam berdakwah dai Komunitas perlu model dan modal. Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Khusus PWM Jawa Timur Muhammad Arifin MAg dalam Bimbingan Teknis Dai Komunitas Regional 2 yang diselenggarakan di SMA Muhammadiyah 1 Panji Situbondo, Sabtu, (26/3/22).
Dia memaparkan sebagai dai komunitas disamping memiliki model agar menarik juga harus punya modal. Model akan terlaksana dengan baik apabila dai komunitas memiliki modal, dan orang itu bisa model-model kalau ada modal.
“Tapi jangan coba buat model-model jika tidak ada modal. Bisa-bisa kita modol-modol,” ucapnya disambut tawa hadirin.
Model itu penting. Kita bisa tampil maksimal apabila kita punya model dan modal. Tentu, modal yang di berikan Allah sudah sangat luar biasa. “Kami dan Tim LDK PWM Jatim ingin memberikan modal yang cukup untuk model dakwah komunitas,” ungkap pria yang menjadi instruktur terbaik Nasional BNN.
Dia mengatakan berbicara dakwah adalah bicara misi dari Allah. Oleh karena itu, dai komunitas dituntut keikhlasan lebih tinggi. Kenapa demikian? Dai komunitas jika berangkat berdakwah harus membawa buah tangan (bingkisan) kalau tidak begitu mereka akan lari karenanya kita harus punya banyak channel, relasi agar bisa cari sponsor untuk memperbanyak modal.
Dakwah di Dunia Maya
Muhammad Arifin mengatakan, sasaran dakwah komunitas dibagi menjadi dua, yaitu komunitas maya dan komunitas nyata.
“Dakwah di dunia maya, LDK Jatim sudah membuat inovasi dengan lomba dai virtual. Beberapa peserta sebagian tadi sudah kita tampilkan. Mau tidak mau, suka tidak suka. Kita akan disuguhi dengan teknologi. Lalu lintas dunia maya sangat padat. Ribuan aplikasi tersedia,” katanya.
Dari ribuan itu, sambungnya, berapa yang sudah kita manfaatkan? Apa kita ikut dalam lalu lintas tersebut atau cukup apa adanya. Tentu Kita akan ketinggalan jauh.
Pegang HP
Muhammad Arifin mengungkapkan siapa yg tidak pegang HP, dia akan tertinggal. Sekarang, tukang becak kalau tidak punya HP tidak punya banyak pelanggan. Pedagang, petani, jika ingin pesen sesuatu cukup buka HP barang yang di inginkan akan datang. Seorang dai yang tidak kuasai IT, akan kalah dengan petani.
“Pulang dari sini, HP kita tidak boleh diam, tapi menjadi HP dakwah. Ngaji tafsir, kajian hadist, sudah bisa memanfaatkan teknologi, hasilnya lebih bagus. Ceramah di mimbar mungkin hanya di dengarkan jamaah saja, tapi ceramah di radio, di telivisi, lebih banyak yang mendengarkan. Lebih lama bertahan, luas jangkauanya dan kapan pun bisa dilihat dan dengarkan,” tuturnya.
HP kita jangan hanya untuk WA saja. Kita jadikan media dakwah kita. Acara kita di sini, sambungnya, sudah dilihat banyak orang bahkan sampai keluar negeri.
Dakwah Dunia Nyata
Muhammad Arifin menjelaskan dalam komunitas nyata kita bisa memberikan sumbangsih nyata, obyek dakwah komunitas sangat banyak. LDK daerah bisa memilih dan fokus satu saja itu sudah luar biasa. Bisa dakwah anak jalanan, anak punk, komunitas tukang becak, dakwah kuburan atau yang lainya.
“Komunitas mana yang tepat untuk lahan dakwah kita? Jangan takut memulai berjuang, jangan takut gagal,” ucapnya.
Dia mengingatkan pesan Allah dalm Surat al-Ankabut ayat 2, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?
“InsyAllah, ada banyak jalan ketika kita berbuat baik untuk sesama,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.