PWMU.CO – Perjalanan ke pulau Bawean, Gresik memiliki cerita tersendiri bagi Agus Lukmanul Hidayat. Perjalanan yang ditempuh selama kurang lebih 3,5 jam dari pelabuhan Gresik itu terasa begitu menantang baginya. Sebab, Agus yang baru pertama kalinya menyeberang dengan kapal cepat Bahari Express itu harus merasakan ganasnya ombak laut Jawa. Ombak yang awalnya cukup tenang mengalun, seketika berubah ganas seiring dengan angin laut yang bertiup kencang. Kondisi itu tak ayal membuat Agus mabuk laut.
Kepada pwmu.co, Agus Lukmanul Hidayat berbagi pengalamannya saat berkunjung ke pulau Boyan (nama lain Bawean). Selama dua hari, 22-23 Januari 2017 Agus bersama rekannya ke Pulau Bawean dalam rangka survey lokasi guna membuka kantor kas BPR Syariah, Bank milik beberapa tokoh Muhammadiyah.
(Baca: Sopir Itu Ternyata Kepala Sekolah, Pengalaman Pertama Berkunjung ke Pulau Bawean)
Kesempatan langkah berada di pulau Bawean itu pun dimanfaatkan Agus untuk bersilaturrahmi ke tokoh-tokoh Muhammadiyah setempat. ”Perjalanan yang menantang seketika bisa terobati lantaran perjumpaan saya dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah Bawean. Salah satunya saat bertamu ke kediaman Tuan Haji Kemas Abdurrahman (72), di Desa Kotakusuma, Kecamatan Sangkapura, Bawean. Rumah jujukan saya itu adalah markas Lazismu Bawean,” kata Anggota Majelis Ekonomi PDM Gresik, Kamis (26/1).
Si pemilik rumah pun banyak bercerita kepada Agus tentang perjalanan hidupnya, terutama tentang pengalaman dakwahnya. Kemas Aman, sapaan akrab si pemilik rumah mengatakan bahwa semangat berdakwah ia peroleh berkat tempaan semasa kuliah di FIAD (Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
(Baca juga: Ke Pulau Bawean, Majelis Dikdasmen Gresik Semangati Sekolah Muhammadiyah)
Kemas Aman masih ingat betul saat dirinya masih menjadi mahasiswa FIAD. ”Tugas pertama kali yang ia dapatkan adalah menjadi khatib shalat Jum’at. Karena melihat back ground Kemas Aman yang merupakan alumni KMI Gontor. Ia tidak hanya sekali diminta menjadi khatib shalat Jum’at di Surabaya, tetapi selama satu tahun,” Agus menyampaikan kembali carita Kemas Aman.
Selanjutnya Baca Halaman 2