Kultum Tarawih Ibu-ibu Aisyiyah Ajak Siapkan Ilmu Sambut Ramadhan, liputan kontributor PWMU.CO Jember Dyah Ayu Kusumastuti.
PWMU.CO – Tarawih pertama ibu-ibu Aisyiyah Tanggul Kabupaten Jember dilaksanakan di Mushalla PAUD As-Salam, Jumat (1/4/2022). Kegiatan ini dikoordinir oleh Ketua Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul Umi Kulsum.
Ketua PCA Tanggul Faridah Nur Annisa SAg dalam kultumnya menyampaikan sebelum menjalankan ibadah puasa, maka sudah seharusnya kita membekali diri kita dengan ilmu.
“Puasa itu adalah ibadah yang sangat penting. Jika ibadah lainnya seperti zakat, shalat dan sedekah itu peruntukannya untuk diri sendiri. Berbeda dengan puasa ramadhan, puasa ramadhan itu salah satu ibadah yang diperuntukan untuk Allah,” ungkapnya.
Allahlah yang akan memberikan pahala dan keridhaannya kepada manusia muslim yang menjalankan ibadah puasa. Puasa juga bisa menghapus dosa-dosa kita di masa lalu
“Ini sesuai dengan hadits Al-Bukhari yang artinya siapa yang berpuasa karena mengharap ridha Allah maka dosanya di masa lalu di ampuni Allah,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, kesempatan baik kita untuk bisa sukses dalam menjalankan ibadah puasa. Saat kita ingin kebaikan dunia akhirat bisa diperoleh dengan ilmu, maka puasa juga demikian harus dilakukan dengan ilmu.
Puasa Maksimal dengan Imu
“Ilmu yang harus dimiliki agar puasa kita maksimal adalah pertama luruskan niat karena Allah. Kedua semua ibadah kita adalah benteng pertahanan kita, maka kita akan terhindar dari hal yang tidak diinginkan. Misal saat puasa kita akan mudah mengkontrol diri kita agar tidak dengki, iri dan ghibah ke orang lain,” paparnya.
Ketiga, sambungnya, jauhi yang membatalkan puasa secara fisik dan non fisik. Secara fisik seperti minum makan, secara nonfisik seperti ghibah, hasad dan yang lainnya. Keempat perbanyak amalan sunnah, shalat, sedekah dan berzikir
“Kelima maksimalkan serta kontrol diri (pola makan, tidur, kerja, hubungan suami istri).
Keenam meng-cleaning badan atau membersihkan badan dari racun-racun atau sampah khususnya makanan atau minum yang kita konsumsi selama 11 bulan,” terangnya.
Fase Puasa Zaidul Akbar
Faridah Nur Annisa juga menyampaikan ada empat fase puasa menurut Zaidul Akbar. Pertama, orang yang tidak biasa puasa sunnah, maka dia akan mengalami lapar yang hebat.
“Kemudian diikuti gula darah yang mulai turun, tekanann darah yang normal dan kondisi tubuh yang menyesuaikan dengan jam puasa. Makanya di tahap awal ini biasanya kita akan lemes, ngantuk dan lapar,” ujarnya.
Kedua, lanjutnya, sel darah putih menjadi semakin banyak. Sehingga kekebalan tubuh kita akan terbentuk dengan baik.
“Ketiga energi badan kita sudah naik jadi kita sudah terbiasa dengan pola puasa yang dijalani, dan secara langsung kita akan bahagia. Pada fase ini ginjal dan organ tubuh mengalami detoksifikasi,” urainya.
Fase keempat, menurutnya, mulai menyesuaikan diri dan kita jauh lebih berenergi. Sererta diri kita mampu meningkatkan konsentrasi dan fokus kita menjadi lebih baik.
“Terakhir saat kita mencoba memperbaiki jasmani, maka secara otomatis kita akan memperbaiki rohani kita. Dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat. Karena moment puasa masih diawal tidak ada salahnya kita mulai memperbaiki apa yang perlu diperbaiki,” tuturnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.